Thursday, March 22, 2018

Mengenal Kitab Yeremia


KITAB YEREMIA
Kitab Yeremia ditulis oleh nabi Yeremia, yang bernubuat selama kira-kira 40 tahun antara  tahun 626-586 SM, yaitu sebelum dan pada waktu bangsa Yehuda ditawan di Babel. Yeremia bernubuat dari zaman pemerintahan Raja Yosia (640–609 SM), Yoahas (tiga bulan pada tahun 609), Yoyakim (609–597 SM), Yoyakin (tiga bulan pada tahun 597), dan Zedekia (597–586 SM).  Pada tahun 586, Yerusalem dan Bait Allah dihancurkan dan sisa orang Yehuda di Yerusalem dibawa dalam pembuangan ke Babel.
Nabi Yeremia lahir di Anatot, kota kecil di daerah Benyamin yang dekat dengan Yerusalem. (Yer. 1:1). Dia berasal dari suku Lewi dan merupakan keturunan para imam.  Tuhan memanggil Yeremia menjadi seorang nabi, tetapi dia tidak disukai oleh raja-raja dan pemuka-pemuka, para imam, dan rakyat Yudea, karena membawa peringatan yang keras tentang dosa dan bernubuat tentang hukuman Allah yang akan dicurahkan atas mereka. Melalui kitab Yeremia, kita mengenal kepribadian Yeremia dan sejarahnya, lebih daripada semua nabi-nabi lain. Dia dipanggil waktu masih muda, mungkin masih remaja (Yer. 1) dan memulai pelayanannya dalam masa pemerintahan Raja Yosia. Walaupun Raja Yosia adalah raja yang baik dan membawa reformasi, semua raja setelahnya adalah jahat. 
Kitab Yeremia memuat nubuatan, penglihatan, doa, kata-kata nasihat, dan catatan sejarah.  Tujuan dan tema kitab ini adalah peringatan karena dosa serta hukuman yang akan datang, disertai panggilan untuk kembali kepada Tuhan. Di dalam kitab ini kita juga membaca tentang kedatangan perjanjian baru (Yer. 31-33). Dalam perjanjian baru itu, hukum-hukum Tuhan tidak akan ditulis di loh batu lagi, tetapi akan terukir di hati dan pikiran manusia. Tetapi sebelumnya, kita dapat menelusuri proses panggilan dan pengutusan Tuhan kepada Yeremia, serta isi pesan-pesannya di dalam seluruh kitab ini.

Panggilan, Penderitaan, dan Pengalaman Kenabian Yeremia
Yeremia dipanggil oleh Tuhan dengan perkataan, “’Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataanKu ke dalam mulutmu...” (Yer. 1:9). Dia diangkat atas bangsa-bangsa dengan tugas “untuk  mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam,” (Yer. 1:10).
Menjalani panggilan ini, Yeremia pun kemudian dikenal sebagai “nabi yang menangis”. Dia menangis dan berkeluh-kesah karena kejahatan yang dibuat oleh umat Tuhan. Dia juga mengalami banyak penderitaan dan aniaya. Bahkan orang sekampungnya sendiri pun ingin membunuhnya (Yer. 11:18-23).  Pasyur, seorang imam yang adalah kepala di rumah Tuhan, memukul dan memasung Yeremia di pintu gerbang rumah Tuhan (Yer. 20:1-6). Suatu kali saat Yeremia menyampaikan Firman Tuhan di pelataran rumah Tuhan, semua imam, nabi dan seluruh rakyat menangkap dia dan berteriak, “Engkau harus mati!” (Yer. 26:8). Yeremia juga ditantang oleh nabi-nabi palsu. Nabi Hananya menjanjikan damai sejahtera demi menyenangkan pendengarnya, tetapi itu adalah nubuatan dusta (Yer. 28). Raja Yoyakim pun membakar gulungan kitab Yeremia, sehingga juru tulis harus menuliskannya lagi (Yer 36). Raja Zedekia tidak mau mendengar pemberitaannya dan membuang Yeremia ke dalam penjara dan kemudian ke dalam sebuah sumur. Yeremia dilepaskan dari sumur itu hanya karena pertolongan Ebed-Melekh, seorang Etiopia yang merasa iba kepadanya (Yer. 37-38).
Yeremia masih dipenjara ketika Yerusalem diserang dan dihancurkan oleh Babel. Dia sendiri tidak dibawa sebagai tawanan ke Babel, tetapi dikeluarkan dari penjara dan tinggal dengan Gedalya yang dijadikan gubernur di Yehuda. Walaupun Yeremia tetap menyampaikan pesan Tuhan dan memerintahkan agar umat Tuhan tetap tinggal di Yerusalem, pada akhirnya mereka melawan Tuhan dan turun ke Mesir dengan memaksa Yeremia pergi juga (Yer. 39-45).
Seluruh proses ini menunjukkan keberanian Yeremia yang luar biasa dalam menghadapi tantangan dan aniaya, penolakan dan penderitaan. Seberat apa pun pengalamannya, ia tetap setia memproklamasikan Firman Tuhan.

Dosa Umat Tuhan
Yeremia menghadapi bangsa Yahuda sebagai umat Allah yang tidak setia. Semua orang di bangsa itu tidak setia, termasuk para raja, para imam, para nabi, dan seluruh rakyat. Mereka menyembah berhala dan tidak mendengarkan suara Tuhan (Yer. 2:13-37); mereka memilih jalan yang sesat dan melupakan Tuhan (Yer. 3:21); mereka bodoh dan tolol, tanpa pengertian, pintar berbuat jahat tetapi tidak tahu berbuat baik (Yer. 4:22); mereka tidak mau menerima hajaran dan tidak mau bertobat (Yer. 5:3); mereka pendurhaka, pemfitnah dan berlaku busuk (Yer. 6:28); mereka mencuri, membunuh, berzinah, bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal, dan mengikuti allah lain (Yer. 7:9).  Rumah Tuhan menjadi sarang penyamun (Yer. 7:11), karena umat Tuhan terus melangkah dari kejahatan satu kepada kejahatan berikutnya dan tidak mau mengenal Tuhan (Yer. 9:3).
Dosa yang paling besar adalah umat Tuhan meninggalkan dan menolak mengenal Tuhan, walaupun tetap membawa korban persembahan dan berbakti kepada Tuhan di Bait Allah. Yeremia menangis karena sikap bangsa Israel, karena mereka semua berpikir bahwa ibadah agamawi akan menyelamatkan diri mereka dari kebinasaan. Dia memperingatkan mereka bahwa hanya dalam pertobatan yang sungguh-sungguh dan kembali kepada Tuhan, FirmanNya, dan jaan-jalanNyalah akan ada harapan bagi mereka. Pihak yang paling keras mendapatkan perlawanan oleh Yeremia adalah para imam dan para nabi. Dia menghantam para gembala yang jahat, para nabi palsu, dan para imam yang fasik (Yer. 23).

Hukuman atas Umat Tuhan
Yeremia memperingati umat Tuhan tentang kebinasaan yang akan datang yang akan dicurahkan atas mereka akibat dosa-dosa yang sangat besar itu.  Pada waktu dipanggil, Yeremia melihat dua penglihatan. Yang pertama adalah sebatang dahan pohon badam, yang bermakna bahwa Tuhan siap melaksanakan FirmanNya (Yer. 2:11-12). Yang kedua, dia melihat periuk yang mendidih yang datang dari sebelah utara, yang bermakna malapetaka yang akan menimpa Yehuda dari utara (Yer. 2:13-14). Malapetaka itu adalah kedatangan raja Babel, Raja Nebukadnezar, untuk menghukum dan membinasakan Yerusalem serta Rumah Allah dan membawa orang Yahudi sebagai tawanan ke Babel. Inilah tema utama dari seluruh nubuatan Yeremia.
Tuhan berkata melalui Yeremia, “Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan suatu bangsa dari jauh menyerang kamu, hai kaum Israel,” (Yer. 5:15); “Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan malapetaka kepada tempat ini, sehingga telinga orang yang mendengarnya, mendenging!” (Yer. 19:3). Yeremia bernubuat bahwa tawanan Yehuda akan berlangsung selama 70 tahun, lalu barulah Tuhan akan mengembalikan mereka ke Yerusalem (Yer. 25:9-12; 29:11). Dalam seluruh masa penyerangan Babel terhadap Yehuda, ada tiga tahap yang juga diuraikan dalam kitab sejarah, Kitab Raja-Raja.
1. Pada tahun 606 SM, Yerusalem diserang oleh Nebukadnezar dan sebagian orang Yahudi dibawa ke Babel, termasuk Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. (2 Raj. 24:1; Yer. 25:1; Dan. 1:1-7)
2. Pada tahun 597 SM, Raja Yoyakim dan sekelompok orang Yahudi berikutnya dibawa sebagai tawanan, termasuk Yehezkiel dan nenek moyang Mordekhai, sepupu Ester. (2 Raj. 24:10-16; Yeh.1:1-2; Est. 2:5-6).
3. Pada tahun 587 SM, Yerusalem diserang. Temboknya, istananya, dan rumah Tuhan dihancurkan, lalu sekelompok orang Yahudi lagi dibawa ke Babel. (2 Raj. 24:18 dan 24:1-27; 2 Taw. 36:11-21; Yer. 52:1-11).
Yeremia  bernubuat bahwa Raja Zedekia, raja terakhir dalam kerajaan Yehuda, akan ditangkap dan matanya dibutakan, lalu diikat dan ditarik ke Babel, kemudian anaknya akan dibunuh. Nubuatan itu digenapi tepat pada tahun 587 SM. Penggenapan nubuatan itu menandai kesudahan kerajaan Yehuda.

Tindakan Profetik dan Penglihatan Yeremia
Selama pelayanannya sebagai nabi, beberapa kali Yeremia disuruh Tuhan melakukan tindakan profetik:
* Menyembunyikan ikat pinggang lenan di celah bukit batu dekat sungai Efrat. Waktu ditemukan sesudah digali kembali, ikat pinggang itu sudah lapuk dan tidak berguna untuk apa pun. Itulah pesan Tuhan melalui Yeremia tentang gambaran Yehuda dan Yerusalem. (Yer. 13:1-11)
* Tidak mengambil isteri dan tidak mempunyai anak, karena Tuhan menyatakan bahwa semua istri dan anak-anak Yahudi akan dibuang ke Babel. (Yer. 16:1-13)
* Pergi ke rumah tukang periuk dan melihat bejana yang rusak dikerjakan kembali menjadi bejana lain yang baru. Dengan demikian, Tuhan menyatakan bahwa Ia sanggup memulihkan bangsa Yehuda. (Yer. 18:1-17)
* Membeli buli-buli dan memcahkannya di hadapan orang tua-tua dan imam yang tertua sebagai tanda bahwa Yerusalem dan kota-kota sekitarnya akan dihancurkan. (Yer. 19)
* Membuat tali pengikat dan gandar lalu mengirimkannya kepada raja Edom, Moab, Amon, Tirus, dan Sidon dengan bernubuat bahwa mereka akan melayani Nebukadnezar dan tengkuk mereka semua akan ditaruh di bawah kuk raja Babel. (Yer. 27)
* Membeli ladang di Anatot karena ladang itu berstatus hak milik dan hak tebus. Dia melakukannya sebagai tanda bahwa Yehuda akan kembali ke tanahnya. (Yer. 32)

Selain tindakan-tindakan profetis, Tuhan juga memberikan berbagai penglihatan kepada Yeremia. Yeremia melihat dua keranjang buah ara. Yang satu berisi buah ara yang sangat baik dan yang lain berisi buah ara yang jelek. Yang baik merupakan mereka yang tunduk kepada Tuhan dan dibawa sebagai tawanan ke Babel namun akan dibawa kembali ke negeri mereka oleh Tuhan. Yang jelek adalah mereka yang menolak Firman Tuhan dan akan dibinasakan oleh perang, kelaparan, dan penyakit sampar di semua tempat mereka dicerai-beraikan oleh Tuhan. Demikianlah digambarkan dua sifat dan dua macam orang di antara umat Tuhan dalam penglihatan Yeremia (Yer. 24).

Perjanjian Baru bagi Umat Tuhan
Walaupun pesan yang diberitakan Yeremia banyak menegaskan dosa dan hukuman yang pasti, namun ia juga membawa berita yang baik. Yeremia mengemukakan pemberitaan tentang perjanjian baru dan harapan baru bagi umat Tuhan sesudah mereka dimerdekakan dari tawanan. Yeremia menubuatkan bahwa Tuhan akan membawa kesehatan, pemulihan, pentahiran, kegirangan, keselamatan, dan pemulihan kerajaan Daud serta penggenapan perjanjianNya. Tuhan akan mengikat perjanjian yang baru, perjanjian yang kekal, dan akan menaruh roh takut kepada Tuhan di dalam hati umat yang dikasihiNya. Kerajaan Daud akan dipulihkan (Yer. 30-33).

Hukuman atas Bangsa-Bangsa Lain
Yeremia 46–51
Tentunya, perjanjian yang baru dan kekal dari Tuhan juga berarti penghukuman akhir atas mereka yang tetap menolak dan menista Dia. Yeremia juga menubuatkan hukuman atas bangsa-bangsa lain selain umat Tuhan.
Nebukadnezar akan mengalahkan Mesir. Mesir akan mengalami pembuangan dan bencana. Semua dewa Mesir dan raja-raja dan yang percaya kepada para dewa itu akan mengalami hukuman, tetapi Tuhan akan memelihara Israel.  Tentang orang Filistin dikatakan akan ada banjir dari utara dan kebinasaan dari pedang Tuhan. Moab akan dibinasakan dan semua kotanya diserang karena keangkuhan dan kesombongannya. Amon akan hancur. Edom akan menjadi kengerian dan akan ditunggangbalikan seperti Sodom dan Gomora.  Damsyik akan dihanguskan. Kedar dan Hazor juga akan dipukul kalah oleh Nebukadnezar.  Elam akan dipatahkan dan orang-orangnya akan berserakan di antara bangsa-bangsa.
Pada akhirnya, bangsa Babel juga akan dikalahkan dan dibinasakan. Pedang akan menimpa mereka, dan bangsa Babel akan direbut, jatuh dan pecah. Itulah pembalasan Tuhan kepada orang fasik, pembalasan karena bait suciNya (Yer. 51:11). Bandingkan nubuatan Yeremia ini dengan kitab Wahyu pasal 17 dan 18. Kedua bagian Alkitab ini jelas menunjukkan bahwa bangsa Babel yang dipakai sebagai palu godam Tuhan untuk menghancurkan bangsa-bangsa pada akhirnya akan menerima pembalasan Tuhan dan dihancurkan untuk selama-lamanya.
Pada waktu Babel dihukum, Allah berjanji bahwa orang Israel akan kembali kepada Tuhan dan mencari jalan ke Sion (Yer. 50:4-5). Kesalahan dan dosa Israel dan Yehuda akan diampuni dan dihapuskan (Yer. 50:20). Tuhan akan memberi ketenteraman kepada bumi karena umatNya (Yer. 50:34).
Seluruh isi kitab Yeremia mengingatkan kita bahwa dosa memedihkan hati Tuhan dan pada akhirnya hanya membawa hukuman atas mereka yang melakukannya, karena dosa adalah meninggalkan Dia, FirmanNya, dan perintahNya. Dengan pengertian ini, marilah kita berlomba-lomba meninggalkan dosa dan mengejar kekudusan, agar pada akhirnya nanti kita bisa menghadap Tuhan yang Mahakudus itu dengan menyenangkan hatiNya.

No comments: