Thursday, March 22, 2018

Waktu yang diberikan Tuhan Untuk Bangsa Israel


70 Sabbat Daniel – Nubuatan Besar Akhir Zaman
PENDAHULUAN.
Dalam kitab Daniel pasal 9, tercatat sebuah nubuatan yang sangat mengagumkan, yang diberikan Tuhan pada umat Yehuda (Israel) menjelang kembalinya mereka ke Yerusalem dari pembuangan di Babel. Itulah nubuatan 70 Sabat.
Beberapa peneliti Alkitab mengakui bahwa nubuatan ini begitu penting artinya dan patut diselidiki secara seksama, karena dia menjadi kunci segala nubuatan Alkitab.
Nubuatan tersebut memuat peta dasar segala peristiwa yang menyangkut kedatangan pertama dan kedua sang Mesias (Yesus Kristus).
Tuhan Allah menjadikan jumlah tahun masa penawanan bangsa Yehuda di tanah Babel – 70 tahun – sebagai nubuatan rangkaian peristiwa yang akan dikerjakanNya terhadap umat Israel, dunia dan gereja.
Sesuai dengan nubuatan nabi Yeremia bangsa Yehuda akan dibuang ke Babel selama 70 tahun, dan telah digenapi; umat ini diangkut ke Babel pada tahun 606 dan dilepaskan kembali ke Yerusalem tahun 536 SM. Daniel termasuk salah seorang diantara tawanan pasukan Nebukadnezar, raja Babel, pada tahun 606 SM. Oleh kasih karunia Allah, dengan prestasi dan pengabdian yang cemerlang, Daniel menjadi terkenal, sehingga raja Nebukadnezar mengangkatnya sebagai pejabat tinggi dalam kerajaan Babilonia. Sebagai seorang pejabat tinggi, Daniel tetap menunjukkan sifat-sifat yang baik, terpuji, senantiasa melaksanakan ibadah, sehingga Tuhan Allah mengaruniakannya hikmat dan pengetahuan yang berlimpah.
Pada usianya yang ke sembilan puluh, dia diijinkan menerima penglihatan yang luar biasa. Tuhan berkenan memberitahukan Daniel tentang zaman dan masa segala pemerintahan dan kerajaan dunia sampai pada akhir zaman. Khususnya yang berkaitan dengan nasib bangsanya (Israel). Dalam nubuatan 70 sabat Daniel melihat dan memperoleh penjelasan tentang kedatangan Mesias yang pertama dan kedua, zaman gereja, pengangkatan gereja, dilemma bangsa Yahudi (Israel), masa pemerintahan antikristus, bahkan babakan awal kerajaan 1000 tahun damai.
Fasal 1: Nubuatan 70 Sabat Dalam Daniel 9.
Sabat artinya “Perhentian”, “Istirahat” (Inggris: Cessation, Rest). Torat mengajarkan sabat bagi umat Israel yang dilaksanakan pada tiap hari ke tujuh dalam satu minggu, dan tiap tahun ketujuh sebagai sabat tahunan. Satu sabat juga berarti 7 hari. Eccl. 23:1-3, 15-16, 25:1-4.

I. Penjelasan Mengenai Waktu.
1. Saat Menerima Penglihatan.
“Pada tahun pertama pemerintahan Darius …”. (Dan.9:1). Kalimat ini menunjukkan bahwa Daniel menerima penglihatan Nubuatan 70 sabat pada tahun pertama Darius naik tahta, atau tahun setelah raja Belsyazar tewas dan kerajaan Babel ditaklukkan oleh kerajaan Media – Persia, 536 SM.(Daniel 5:30-31). Tahun kegenapan nubuatan kemenangan kerajaan Media Persia dilambangkan sebagai domba jantan dalam Daniel 8:3-4. Dalam ayat 2 Daniel pasal 9, ditegaskan bahwa, pada tahun itu Daniel memperhatikan dalam kumpulan kitab jumlah tahun yang menurut Firman Allah. Ditengah-tengah kesibukan sebagai pejabat tinggi di istana raja, Daniel tetap mempunyai waktu dan senang menyelidik Alkitab. Suatu sifat yang sangat baik ditiru. Bandingkan dengan 2 Tim 2:15, 3:16-17, 2 Pet 1:19. Memperhatikan Firman Allah sama dengan menyalakan pelita waktu malam sampai fajar menyingsing.

2. Jumlah Tahun.
Disebutkan bahwa menjelang penglihatan itu diterimanya, Daniel dengan penuh penyelidikan memperhatikan jumlah tahun menurut Firman Tuhan kepada nabi Yeremia tentang kehancuran Yerusalem selama 70 tahun. Dalam penyelidikannya dia menemukan dimana bangsa Yehuda harus berada didalam pembuangan di Babel 70 tahun. Daniel 9:2, Jer. 25:1-33. Secara terus menerus sejak tahun ke tigabelas pemerintahan raja Yosia sampai tahun pertama raja Nebukadnezar atas Babel (606 SM), atau selama 23 tahun, Yeremia telah menyampaikan Firman Allah berkenaan dengan hukuman atas Yerusalem (Yehuda), yang disusul dengan hukuman atas bangsa-bangsa lain.
Daniel bukan hanya menyelidiki masa pembuangan di Babel selama 70 tahun, tetapi sekaligus sebab-sebabnya, serta mengapa Yerusalem mengalami keruntuhan dan ketandusan dan sunyi senyap. Perhatikanlah, Jer. 25:10-11, 2 Chro. 36:16-21, Eccl. 26:32-35, disitu dilukiskan ulah umat pilihan Allah ini, yang mengolok-olok, menghina, mengejek para utusan Allah dan Firman Allah. Selama zaman raja-raja, mereka mengabaikan sabat tahunan atas tanah-tanahnya. Sebagai akibat bangsa ini harus mengalami masa-masa yang pahit, tertawan, kotanya hancur dan tanahnya ditanduskan, cocok dengan jumlah tahun kegagalan mereka melaksanakan sabat tanah. Hitungan kegagalan bangsa ini dimulai sejak tahun 1096 sampai 606 SM, 490 tahun (70 x 7).
Jadi 70 tahun di Babel dan ketandusan Yerusalem adalah ganti dari 70 tahun tanah itu harus “berhenti” sesuai Firman Tuhan. [Lihat Bagan]
Selanjutnya Daniel mendapati, bahwa setelah genap 70 tahun, Allah memperhatikan dan menepati janjiNya untuk mengembalikan umatNya ke Yerusalem (Jer. 29:10). Nubuat ini digenapi pada tahun pertama pemerintahan raja Koresy (2 Chro. 36:22-23). Bandingkan dengan nubuat Isa 44:28, 45:1 dan Zach. 1:12-13. Bangsa Yehuda akhirnya kembali ketanah air mereka atas ijin Koresy sebagai alat Tuhan.
II. Doa Daniel
Daniel mengerti bahwa nubuat Jer. tentang 70 tahun di Babel sekarang digenapi. Kerajaan Babel telah jatuh ketangan kerajaan Media-Persia, masa pemulihan segera dimulai.
Kerinduan untuk mengerti lebih lanjut tentang keadaan bangsanya sesudah pemulihan hingga pada akhir zaman, serta apakah rencana Allah bagi umatNya, mendorong Daniel mengadakan suatu doa khusus. Daniel 9:3-19.
1. Cara Daniel Berdoa. Ayat 3-4.
Daniel mengarahkan mukanya kepada Tuhan, bermohon, berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu. Suatu tanda ia menyembah Tuhan dengan menghilangkan semua keinginan daging dan dengan penuh kerendahan hati serta memuji Tuhan mengakui kebesaran, kesetiaan dan kasih Tuhan terhadap umatNya yang mengasihi Dia.
2. Doa Pengakuan Dan Permohonan.
Didalam doanya, Daniel banyak menggunakan kata “kami”. Daniel mengakui dan merasa sebagai seorang yang turut bersalah dan berdoa terhadap Tuhan bersama-sama dengan bangsanya. Dia sama sekali tidak membenarkan diri, dia adalah bagian kesatuan dari umat pilihan Allah. Perhatikan perjanjian Tuhan dalam Eccl. 26:40-45, tentang pemulihan Yehuda/Israel bila mereka sadar dan bertobat dari dosa dan kesalahan terhadap Tuhan.
3. Ringkasan Doa Daniel.
– Daniel mengaku kesalahan dan dosanya serta dosa bangsanya.
– Daniel mengakui pelanggaran umat Israel terhadap Torat Tuhan.
– Daniel mengakui bahwa Yehuda (Israel) enggan mendengarkan pengajaran para nabi Tuhan.
– Daniel mengakui bangsanya telah dipermalukan oleh bangsa-bangsa lain.
– Daniel mengakui para pemimpin bangsanya telah dipermalukan karena dosa mereka.
– Daniel mengakui kebesaran, kehebatan, kasih dan kesetiaan Allah.
– Daniel mengakui bahwa Allah itu Maha Adil.
– Daniel memohon kepada Allah belas kasihan atas Yerusalem yang telah rusak.
– Daniel bermohon kasih sayang Allah bukan sebab perbuatan mereka yang baik, melainkan berdasarkan kasih karunia Allah.
– Daniel bermohon agar doanya didengar demi pemulihan bangsa dan kota Yerusalem segera terlaksana.
III. Pemunculan Gabriel
Ayat 20-23. Gabriel menyatakan diri kepada Daniel sementara ia berdoa mengakui dosanya dan dosa bangsanya. Gabriel artinya “Pahlawan Allah”. Dalam Luk. 1:19, 26,…. Gabriel menyatakan diri kepada Zakharia dan Maria. Gabriel adalah malaikat pahlawan Allah yang sebenarnya sebagai kenyataan Roh Kudus, oknum ketiga KeAllahan.
Kedatangan Gabriel kepada Daniel dalam doanya adalah kenyataan Illahi, Roh Kudus, dalam pergumulannya. Gabriel menampakkan diri kira-kira pukul 3 petang (waktu persembahan korban petang hari). Lihat Psalm 141:2, tentang persembahan petang hari, dan bandingkan dengan kematian Tuhan Yesus yang berlangsung pada petang hari, didahului dengan ucapan “sudah genap” atau sudah selesai.(Mat. 27:46, John 19:30). Persembahan petang hari telah diselesaikan oleh Tuhan Yesus diatas salib. Mungkin selama bangsa Yehuda berada di Babel, persembahan petang hari tidak pernah dilakukan, karena kaabah dan kota Yerusalem telah hancur.
Gabriel mengajar dan memberi akal kepada Daniel untuk mengerti rahasia penglihatan dan Firman Allah, adalah kenyataan Roh Kudus yang membuka rahasia-rahasia, terutama hal-hal kebenaran Firman Allah yang akan jadi pada akhir zaman.
Sejak permulaan doa Daniel, Firman telah keluar, dibawa oleh Gabriel sebagai jawaban pergumulannya. Doa berkhasiat besar, apalagi jika dilaksanakan dengan penuh kesungguhan. Mengapa Firman telah keluar disaat Daniel berdoa? Karena Daniel telah memiliki segala persyaratan orang kudus, hamba Allah, dia “sangat dikasihi”. Pribadinya yang teguh dalam iman dan senantiasa merindukan pengertian Firman Allah, patut diteladani. “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan”. Mat. 5:6.
Gabriel mendorong Daniel supaya mencamkan penglihatan dan Firman yang diberikan padanya. Roh Kudus mendorong umatNya supaya mencintai dan memperhatikan kenyataan-kenyataan Firman Allah.
IV. Penetapan Nubuatan
Alkitab terjemahan lama menyebutnya “Tujuh Puluh Sabat”, dan terjemahan baru, “Tujuh Puluh Kali Tujuh Masa”. Alkitab berbahasa Inggris, The New Laymans Pararel Bible (KJ), “Seventy Weeks”, New International, “Seventy Seven’s”, Living Bible, “490 Years”, Revised Standard, “Seventy Weeks Of Year”. Semua terjemahan diatas memiliki pengertian yang sama, yaitu 70 minggu atau 70 kali 7 hari = 490 masa atau 490 tahun.
1. Dasar Perhitungan Tahun.“Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus”. (ayat 24). 70 sabat = 70 minggu adalah 70 kali 7 masa = 490 tahun telah ditetapkan atas bangsa Yehuda/Israel dan kota Yerusalem. Untuk mengartikan sesuatu nubuatan yang berkaitan dengan waktu , maka Alkitab memberikan kunci “Tahun Nubuatan”, yaitu, 1 hari sama dengan 1 tahun. Memang jelas, sesuatu hari atau masa dalam Alkitab tidak berdiri kosong dan tanpa makna. “Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni 40 hari, SATU HARI DIHITUNG SATU TAHUN, jadi 40 tahun lamanya…”. Num. 14:34. Perhatikan pula Eze. 4:4-6, Exo. 29:27-30, Num. 13:25.
2. Maksud Nubuatan.
Dalam Daniel 9:24b, kita temukan 6 perkara sebagai maksud utama bagi kegenapan nubuatan 70 sabat, yang akan berakhir pada saat kedatangan Kristus kedua kali.
i. Untuk melenyapkan kefasikan.
Pada akhir 70 sabat, kefasikan akan dilenyapkan dari Yerusalem dan bangsa Israel khususnya. Hingga kini masih terdapat pelanggaran-pelanggaran pada bangsa Israel dan didalam kota Yerusalem.
ii. Untuk mengakhiri dosa.
Dosa-dosa Israel dan penduduk kota Yerusalem belum berakhir, tetapi akan berakhir saat Yesus dinyatakan / datang sebagai Raja diatas segala raja, diakhir 70 sabat.
iii. Untuk menghapuskan kesalahan.
Terjemahan Inggris “to make reconciliation for iniquity”, atau mengadakan perdamaian bagi kesalahan. Bagian ketiga ini digenapi di disalib oleh kematian Yesus. (Col. 1:21), namun penghapusan atau penebusan tersebut bukannya mengakhiri kesalahan.
iv. Untuk mendatangkan keadilan yang kekal.
Alkitab terjemahan lama, “mengadakan suatu kebenaran kekal”, living bible, “then kingdom of everlasting righteousness will begin”, dengan pengertian bahwa keadilan dan kebenaran kekal akan dimulai dalam kerajaan 1000 tahun damai.
v. Untuk menggenapkan penglihatan dan nabi.
Alkitab terjemahan lama, “akan memateraikan khayal dan segala nabi”, (bandingkan 1 Cor 13:8b). Pada akhir 70 sabat, tidak ada lagi penglihatan dan nubuat.
vi. Untuk mengurapi Yang Maha Kudus.
Terjemahan living Bible, “and the most holy place (in the temple) will be rededicated”. Dalam Kemah Sembahyang, terdapat ruangan Tempat Maha Kudus, lokasi Peti Perjanjian diletakkan. Tempat yang sama terdapat pula dalam kaabah Salomo di Yerusalem. Tetapi yang dimaksudkan dengan tempat yang akan diurapi atau ditahbiskan disini, adalah kerajaan Kristus di bumi, kerajaan Millenium, 1000 tahun damai. (Rev. 20:4-5). Ukuran Tempat Maha Kudus dalam Kemah Sembahyang adalah 10X10X10 = 1000 hasta.
3. Permulaan Perhitungan Nubuatan.
Sesuai dengan ketegasan ayat 25 Daniel pasal 9, kita memperoleh petunjuk yang jelas bahwa permulaan perhitungan tahun nubuatan, atau titik tolak perhitungannya, adalah “sejak Firman keluar untuk umat Yehuda membangun kembali Yerusalem dan Kaabah.”
Jumlah 7 sabat ditambah 62 sabat menjadi 69 sabat, atau 69 x 7 = 483 tahun. Yesus diurapi menjadi Mesias atau Kristus, tepatnya berlangsung di Sungai Yordan, pada usianya yang ke 30 tahun. (Luk 3:21-22), Mat 3:16, Act 10:38, Isa 60:1, Luk 4:18). DR. Kevin Conner dalam penelitiannya dalam bukunya “The Seventy Weeks Prophecy”, “Bahwa keempat Injil memberi kesaksian yang jelas, YESUS menjadi KRISTUS (Mesias) adalah di Sungai Yordan, pada saat Roh Kudus turun keatasNya.”
Memang sejak dari Sungai Yordan itulah, dibawah pelayanan Yohanes Pembaptis, Mesias sebagai Sang Raja dinyatakan. Dari saat itulah pelayananNya yang membawa missi sorgawi mulai dilaksanakan.
Secara historis kita bisa temukan perhitungan yang lebih sederhana tapi akurat. Kalau titik tolak perhitungan rentangan 483 tahun itu “sejak Firman Keluar…” seperti dalam catatan Daniel 9:25, maka yang dimaksudkan adalah firman atau titah raja Artahsasta, tahun 457 SM, untuk mengatur pemeliharaan Kaabah dan supaya Yerusalem ditetapkan kembali sebagai kota dengan pemerintahan sipil (Ezra 7:11-26). Jadi kalau kita tarik perhitungan 483 tahun, dari tahun Artahsasta 457 SM, maka Mesias itu dinyatakan atau menjadi nyata pada tahun 26M. Tahun pernyataan ini tidak keliru, walaupun seperti sudah diuraikan diatas bahwa PENGURAPAN Yesus, atau Dia dinyatakan sebagai Mesias, pada saat Dia berusia 30 tahun. Telah terjadi kekeliruan penetapan awal penanggalan / kalender Masehi. Ada selisih atau kehilangan 4 tahun. Rupanya tarikh Masehi dimulai 4 tahun setelah Yesus dilahirkan. Kita dapat memperhatikan lagi titah Artahsasta yang terdapat dalam Ezra 7:11-26;
– Siapapun juga diantara bangsa Israel yang ada di Persia boleh kembali ke Yerusalem bersama-sama Ezra.
– Yang kembali ke Yerusalem akan menerima dan membawa pemberian-pemberian dari raja dan para penasehatnya untuk keperluan persembahan dalam rumah Allah.
– Raja melarang mengenakan pajak, upeti atau bea kepada para pelayan dalam rumah Allah.
– Ezra diberi hak penuh oleh raja untuk mengangkat pemimpin-pemimpin dan hakim-hakim di Yerusalem.
Dalam Ezra 7:27-28, juga 9:9, dijelaskan bahwa walaupun bangsa Yehuda adalah orang tawanan dalam kerajaan Persia, tetapi para raja menyayangi mereka dan tergerak hatinya untuk menyemarakkan rumah Tuhan di Yerusalem. Begitulah cara Allah menyatakan kasih karuniaNya kepada umatNya.”
Fasal 2: Penggenapan Nubuatan
Sesuai dengan catatan dalam Daniel pasal 9, nubuat 70 sabat terbagi dalam 4 periode peristiwa:
7 sabat = 7 x 7 masa = 49 tahun,
62 sabat = 62 x 7 masa = 434 tahun,
1/2 sabat = 1/2 x 7 masa = 3,5 tahun,
1/2 sabat = 1/2 x 7 masa = 3,5 tahun.
Rentangan historis 70 sabat meliputi suatu kurun waktu yang sangat panjang. Dari tahun pemerintahan kerajaan Persia sampai tahun pemerintahan kerajaan antikristus.

I. Periode Pertama.
Periode ini berlangsung selama 7 sabat atau 49 tahun, yang dimulai tepat pada saat perintah Artahsasta keluar, tahun 457 SM, untuk menyemarakkan rumah Allah serta memperbaiki kerohanian / ibadah umat Yehuda / Israel. Periode ini berakhir pada tahun 408 SM, dimana bait Allah dan tembok Yerusalem telah selesai dibangun.
Bandingkan dengan perkataan bangsa Yahudi dalam Injil John 2:20. Dalam masa inilah, Nehemiah (445 SM), mengajukan permohonan untuk kembali ke Yerusalem untuk membangun tembok kota. Permohonannya dikabulkan raja.
II. Periode Kedua.Suatu periode lanjutan yang berlangsung selama 62 sabat atau 434 tahun. Walaupun umat Yehuda / Israel telah kembali ke Yerusalem, tetapi mereka masih berada dibawah kekuasaan Persia dan kerajaan-kerajaan dunia lainnya.
Ringkasan kerajaan-kerajaan dan raja-raja utama yang menguasai Israel dan dunia selama periode ini:
– 408-334 SM, Kerajaan Persia, Raja Artahsasta I dan II.
– 334-50 SM Kerajaan Yunani menguasai dunia 334-332, raja Iskandar Agung, pemimpin Yunani yang perkasa menaklukkan seluruh kerajaan dunia termasuk Israel. Namun kejayaannya sangat singkat, ia meninggal dalam usia 32 tahun di Babel. Akibatnya kerajaan Yunani terbagi dalam 4 bagian oleh 4 orang panglima perangnya:
– Seleukus, bagian Timur – Syria dan Babel.
– Kassander, bagian Barat – Yunani dan sekitarnya.
– Lysimakus, bagian Utara – Asia kecil.
– Ptolemy, bagian Selatan – Mesir.
– 332 – 198 SM Kekuasaan kerajaan Selatan (Ptolemy).
– 198 – 166 SM Antiokhus memporak-porandakan Yerusalem.
– 166 – 40 SM Terjadi pemberontakan-pemberontakan kecil umat Yehuda terhadap penguasa raja kafir.
– 40 SM – 26 M kekuasaan beralih ketangan kekaisaran Romawi, sebetulnya kekaisaran (Imperium) Romawi menguasai dunia sampai tahun 676 M. Kami meletakkan tahun 26 M, untuk membatasi jumlah tahun nubuatan yang dibicarakan, yaitu 62 sabat atau 434 tahun dari tahun 408 SM. Dan tepat pada tahun 26 M tersebut Yesus diurapi sebagai Kristus (Mesias) di sungai Yordan.
Didalam sejarah umat Allah, periode ini lebih dikenal sebagai masa diam selama 400 tahun. Allah berdiam diri dan tidak berbicara kepada umatNya, tidak ada nubuatan disampaikan.
Firman Allah kemudian datang lagi kepada umatNya dan dunia, sejak munculnya Kristus. Peristiwa tahun 26, di sungai Yordan, penting sekali artinya, disitu Yesus diurapi dan dinyatakan sebagai Kristus guna menggenapi segala nubuat/perjanjian Allah. Perhatikan Mat 3:15-17 dan Luk 4:18-19, “Dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati keatasNya…”. Peristiwa ini merupakan akhir dari periode kedua.
III. Periode Ketiga
Pada hakekatnya periode ini adalah bagian dari sabat terakhir dalam nubuatan 70 sabat. Itulah setengah sabat (3,5 tahun) pertama. Hal ini sesuai dengan berita dalam Daniel 9:27, bahwa sabat terakhir terbagi dua; “…pada pertengahan”.
Setelah minggu ke 69 Mesias sang Raja dinyatakan, maka dalam minggu ke 70 ini, Mesias akan disingkirkan. Yang perlu kita sadari, dalam nubuatan 70 sabat ini peranan Mesias/Kristus sangat ditonjolkan, bukannya antikristus. Antikristus hanyalah bagian kelengkapan peristiwa bagi penggenapan nubuatan.
Peranan Kristus jelas disebut:
i. Manifestasi Mesias (Kristus) – ayat 25.
ii. Penyaliban Mesias, dibicarakan dalam – ayat 26.
iii. Peneguhan Perjanjian – ayat 27.
iv. Penghentian korban sembelihan dan santapan pada pertengahan sabat,peristiwa/proses penyaliban – ayat 27.
1. Perjanjian Diteguhkan.
Kita perlu perhatikan ayat 26a, dan ayat 27ab; “Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa..”(TB) Dalam terjemahan lama berbunyi, “Maka pada sabat satu itu akan dinyatakan perjanjian itu kepada beberapa orang dengan kemuliaannya, dan setengah sabat itu akan memperhentikan korban sembelihan dan persembahan makanan…”
a. Pelayanan Kristus.
Setelah Yesus diurapi sebagai Mesias, Dia mulai melaksanakan pekerjaanNya menggenapi Perjanjian Allah bagi keselamatan umat Israel dan bangsa-bangsa pada umumnya. Sesuai dengan kenyataan historis, masa ini berlangsung selama 3,5 tahun. Perhatikan dalam masa pelayanan tersebut, Yesus Kristus melewati dan melaksanakan 4 kali perayaan paskah , lalu disalibkan:
i. John 2:13, 23. “Ketika hari raya paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem …Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya paskah…” Pada paskah tersebut, Yesus Kristus telah melayani selama 1/2 tahun setelah diurapi.
ii. John 5:1. “Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem.” Inilah paskah kedua yang dilampaui Tuhan Yesus. Berarti Dia telah bekerja selama 1,5 tahun.
iii. John 6:4. “Dan paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.” Inilah paskah berikutnya. Yesus Kristus telah 2,5 tahun bekerja.
iv. John 13:1. “Sementara itu sebelum hari raya paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa.” Tepat 3,5 tahun Yesus Kristus telah melayani. Dan sesuai dengan penegasan ketiga kitab Injil yang lain (Matius, Markus, Lukas), pada paskah keempat inilah Yesus Kristus mengakhiri pekerjaanNya, disalib.
Pada saat itu, Yesus sebagai Anak Domba Allah, ditangkap, dibawa ke Golgota dan disalibkan disana. Perkataan Yesus terakhir sebelum menyerahkan RohNya adalah, “SUDAH GENAP”. (John 19:30). Tepat seperti yang dikatakan dalam ayat 26,27 diatas, Mesias akan disingkirkan pada pertengahan sabat yang ketujuh puluh untuk menghentikan korban sembelihan dan korban santapan.
b. Yesus Kristus Peneguh Perjanjian.
ayat 27a, “Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang …” Kita perlu membandingkan beberapa terjemahan untuk memperoleh maksud yang lebih akurat.
TL. “Maka pada sabat itu akan dinyatakan PERJANJIAN itu kepada beberapa orang dengan kemuliaannya…”
KJ. “And he shall conform the COVENANT with many for one week…”
NI. “He will confirm a COVENANT with many for one seven…”
LB. “This king will make a seven year treaty with people…”
RS. ” And he shall make a strong COVENANT with many for one week…”
Pada umumnya semua terjemahan Alkitab menegaskan bahwa, “Ia akan meneguhkan/mengokohkan PERJANJIAN (COVENANT) dengan banyak orang pada minggu yang ke tujuh puluh.
Tentu saja oknum yang dimaksudkan disini (yang meneguhkan perjanjian) bukan antikristus, tetapi justru Yesus Kristus Sang Mesias, Raja diatas segala raja. Perjanjian (covenant) itu adalah Perjanjian Allah bagi Israel dan dunia pada umumnya. Dalam bukunya “The Covenants”, DR.Conner mengungkapkan sembilan perjanjian Allah (Covenant) yang pengertian dasarnya adalah sebagai SATU PERJANJIAN, yang digenapi dalam diri dan pengorbanan Yesus Kristus. Kesembilan perjanjian tersebut adalah:
a. Perjanjian Eden, Gen 1- 2.
b. Perjanjian Adam, Kejadian 3.
c. Perjanjian Nuh, Kejadian 6, 7 8, 9.
d. Perjanjian Abraham, Kejadian 15, 17, 22.
e. Perjanjian Musa, Keluaran 20-40 (20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40)
f. Perjanjian Kanaan, Ulangan 29,30.
g. Perjanjian Daud, 2 Samuel 17, Mazmur 89, 132.
h. Perjanjian Baru, Yeremia 31:31-34, Matius 26:26-28, Ibrani 8.
i. Perjanjian Kekal, Ibrani 13:20.
Perhatikan kebenaran-kebenaran ini: “Yang aku maksudkan ialah, bahwa oleh karena kebenaran Allah, Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat (Israel) untuk MENGOKOHKAN JANJI yang telah diberikanNya kepada nenek moyang kita…”(TB.Rom 15:8). Periksa terjemahan lama “…Kristus sudah menjadi pelayan orang yang memegang hukum sunat….supaya IA MENEGUHKAN PERJANJIANNYA kepada nenek moyang kita…”
Tentang perjanjian Allah yang diteguhkan itu, periksa ayat-ayat tersebut ini; Exo 34:27-28, Jer 31:31-32, Isa 42:6.
Apabila ada yang berpendapat bahwa oknum yang dimaksudkan dalam Daniel 9:27ab (Raja) adalah antikristus, maka mereka telah melakukan suatu kekeliruan besar dalam mengartikan kebenaran nubuat Tujuh Puluh Sabat.
c. Yesus Kristus Disalib.
Ayat 26a, “Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa”. Berarti penyingkiran Mesias jatuh pada sabat ketujuh puluh (sesudah sabat ke 7 + 62), yang ditegaskan oleh ayat 27b: “…pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan”.
Jadi, waktunya adalah pada pertengahan sabat ketujuh puluh atau TIGA SETENGAH TAHUN setelah DIA diurapi.
Sesuai dengan penguraian diatas, bahwa pada hari raya Paskah keempat atau setelah tiga setengah tahun Dia melayani, Dia disalibkan.
Tentu saja oknum yang dimaksudkan disini pula bukan antikristus. Sebab antikristus tidak memiliki wewenang secuilpun untuk menghentikan/membatalkan upacara korban Israel yang telah ditegaskan dalam Torat Musa. Yesus Kristus satu-satunya yang ditetapkan Allah dan yang sekaligus memiliki kuasa dan wewenang untuk menghentikannya, karena telah disediakan korban yang lebih agung dan mulia sebagai gantinya. Penyingkiran Mesias/penyaliban dalam ayat 26, diterangkan dalam ayat 27b, dengan maksud menghentikan korban sembelihan dan korban santapan. “…korban darah lembu jantan, darah domba jantan penghapus dosa yang dipersembahkan menurut hukum Torat, tidak dikehendaki dan berkenan kepadaNya. Karena Yesus telah datang melakukan kehendak Bapa untuk MENGHAPUSKAN yang pertama (korban-korban menurut hukum Torat perjanjian lama) supaya menegakkan yang kedua (tubuh Yesus sendiri sebagai korban Perjanjian Baru)”. Heb 10:3-10. Pada saat Yesus mati disalib, tabir Bait Allah terbelah dua (Mat 27:50-51). Inilah pernyataan langsung dari Allah bahwa upacara korban yang berlangsung didalamnya tidak berkenan lagi kepadaNya. Dia menghentikannya. Perhatikan ayat-ayat ini: John 1:29, Heb 9:11-14, Rom 10:4, Heb 13:20.

2. Kehancuran Kota Yerusalem Dan Tempat Kudus.
“…Maka datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah, dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan seperti yang telah ditetapkan”. (Daniel 9:26b).
Akibat penyingkiran Mesias (ayat 26a) yang justru dilaksanakan oleh bangsa Yahudi, dan bangsa Yahudi masih terus saja mempersembahkan korban bakaran dan korban sembelihan, padahal telah dihentikan, maka peristiwa yang menyedihkan ini terjadi.
Tuhan Yesus sendiri, dalam masa 3,5 tahun pelayananNya, telah merasakan dan menubuatkan bahwa kota dan Bait Allah Yerusalem akan mengalami kehancuran. “…Dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak diatas batu yang lain…”Luk 19:27-31. Lihat juga, Luk 13:34-35, 21:20-24, 23:27-31. “..Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun disini akan dibiarkan terletak diatas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan”. Mat 24:1-2.
Nubuat ini digenapi pada tahun 70 saat Titus, panglima balatentara Romawi, menyerbu Yerusalem dengan pasukan besar. Menurut catatan Yosephus, ahli sejarah Yahudi, Titus sebetulnya telah memerintahkan tentaranya jangan menghancurkan Bait Allah Yahudi. Tetapi setelah mereka menyerbu masuk kedalam kota, mereka menjadi berang terhadap para pemimpin Yahudi, atas apa yang mereka kerjakan terhadap umatnya sendiri, maka mereka membakar serta memusnahkan Bait Allah tersebut. Akhir perang tersebut benar-benar telah mengakibatkan kehancuran dan kesunyian atas bangsa yang telah menolak serta menyalibkan Kristus, oknum yang telah dinantikan dan Mesias yang telah dinubuatkan.
Jadi bukanlah panglima (raja) Titus yang mengambil tindakan memusnahkan, tetapi “datanglah rakyat seorang raja”.
Kota dan Bait Allah musnah, suatu tanda penggenapan dari sebagian dari perkataan nubuat ayat 26b, sekitar 40 tahun sesudah penyalibanNya.
Pada waktu itu, Bait Allah dan kota Yerusalem di bumi dihanguskan, bangunan-bangunan tembok diruntuhkan. Dan yang menarik dalam catatan Yosephus, bahwa tidak ada seorang Kristenpun yang terbunuh, sedangkan orang Yahudi 1.100.000 tewas, dan lebih dari 97.000 orang ditawan sebagai budak.
Bandingkan dengan Deu. 28:68, Hosea 8:13, 9:3.
Seperti yang sudah diuraikan diatas, bangsa Israel memiliki waktu 40 tahun setelah Yesus Kristus disalibkan. Sebetulnya periode tenggang ini adalah suatu kesempatan yang Allah berikan kepada mereka untuk menyadari kesalahan yang telah diperbuat. Satu generasi memperoleh satu kesempatan yang menentukan, tetapi kali inipun mereka tetap mengeraskan hati. (Act 7:51-53). Tibalah hari naas yang penuh kemalangan. Mesias telah ditolak dan kesempatan ditampik.
Peristiwa ini mengukuhkan kebenaran bahwa 3,5 tahun, setengah sabat pertama, telah dilaksanakan. Dan sekarang kita masuk pada suatu masa kesenjangan, sampai 1/2 sabat terakhir, 3,5 tahun pemerintahan antikristus digenapkan.
IV. MASA KESENJANGAN.Masa kesenjangan adalah suatu masa yang mengikuti pelayanan Yesus meneguhkan Perjanjian (setengah sabat pertama), sampai menjelang masa antikristus (setengan sabat kedua). Didalam masa ini terdapat peristiwa-peristiwa besar yang akan dijelaskan secara ringkas.
1. Penolakan Israel Terhadap Mesias.
” Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimanNya”. John 1:22.
Kedatangan sang Mesias telah dinubuatkan dalam kitab nabi Isa 9:5-6. Sayang bangsa Israel menolak Kristus sebagai Raja Damai. Mereka memikirkan seorang Mesias yang akan membangun kembali kerajaan Israel secara fisik, yang lepas dan bebas dari penjajahan bangsa kafir. Mereka tuntut kejayaan kerajaan Daud”, suatu simbol prestise Israel, dibangunkan. Act 1:6.
Akibat penolakkan ini telah disinggung oleh nabi Daniel dalam Daniel 9:27c “…diatas sayap kekejian akan datang yang membinasakan…” kata “SAYAP” dalam bahasa Ibrani adalah KANAPH”, juga mengandung pengertian “ujung jangkauan” . Terjemahan Inggris menyebutnya, “overspreading” yang adalah “wing of abomination”, artinya, sebuah sayap yang terkedang, atau sayap yang terbentang sampai.
Setelah Kristus tersalib, Israel kehilangan sayap perlindungan Tuhan. Tirai Bait Allah telah terbelah dua, perlindungan yang diterima Israel lewat peranan Allah dalam Tempat Maha Kudus telah diangkat. Tuhan Yesus dalam khotbahNya mengecam orang-orang Yahudi, para ahli Torat dan orang Farisi, dalam Mat 23:37-38, berkata: “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya dibawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Lihatlah RUMAHMU (KAABAHMU) INI AKAN DITINGGALKAN DAN MENJADI SUNYI”. Dengan menolak Yesus sebagai Mesias, Israel telah menolak SAYAP yang sebenarnya, sehingga kemudian secara simbolis, Yesus meninggalkan Kaabah (Mat 24:2). Hadirat dan kemuliaan Allah tidak ada lagi disana. Masa kelanjutan barang yang keji segera dimulaikan.
Walaupun tirai telah terbelah, Yesus telah disalibkan, korban bakaran dan korban sembelihan telah dihentikan, tapi bangsa Yahudi mencoba tetap melanjutkannya. Setelah 40 tahun Allah memberikan kesempatan, maka pada tahun 70 Allah meluaskan balatentara Romawi dibawah pimpinan Titus, memusnahkan segalanya. Sayap kekejian telah terbentang. Masa ini berlangsung terus sampai “pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu.(Daniel 19:27d).
Sejarah dunia mencatat kebenaran ini; sampai masa kini, Yerusalem dan kaabah menjadi pokok perselisihan yang tak kunjung selesai. Tepat pada lokasi reruntuhan Bait Allah, berdirilah Masjid Al Aqsa.
Sementara umat Yahudi (Israel) mengalami masa kelanjutan barang yang keji – kehilangan naungan sayap perlindungan – tapi bangsa-bangsa lain justru masuk dalam suatu masa anugerah. Jadi bagi kita, masa kesenjangan ini mendatangkan berkat, suatu masa kasih karunia Allah dicurahkan secara berkelimpahan. Rasul Paulus menegaskan, “Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.” Rom 11:25.
Masa ini mulai dari peristiwa salib dan terkedang bagaikan sayap yang ujungnya tiba pada setengah abad terakhir pemunculan kerajaan antikristus. Pada masa ini Israel akan merasakan sayap perlindungan Tuhan berlaku lagi lewat pelayanan dan kesaksian Musa dan Elia.
2. Keselamatan Atas Bangsa-Bangsa.
Dalam Rom 11:11, dicatat, “Maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh ? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu”.
Keselamatan yang tadinya diperuntukkan kepada Israel, tetapi mereka telah menolaknya, maka keselamatan sekarang untuk kita. Peristiwa tersebut telah melebarkan kesempatan untuk mengalami keselamatan yang tidak terbatas pada satu bangsa, tetapi merata kepada semua manusia. (John 3:16), “… supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Akhirnya penolakan Israel terhadap Mesias telah menjadi pintu kasih karunia Allah untuk bangsa-bangsa kafir. Kesempatan ini harus dipergunakan sebaik mungkin. Allah menantikan suatu umat kudus (gereja) yang bersungguh-sungguh dalam imannya. Namun masa yang pintunya sedang terbuka lebar ini akan segera berakhir, seperti yang disampaikan dalam Injil Luk 21:24c, “…Sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu”.
Datangnya kesempatan keselamatan bagi bangsa-bangsa lain telah ditetapkan waktunya. Allah tidak meninggalkan Israel untuk selama-lamanya. Telah dipersiapkan waktu khusus untuk mereka menyadari dan bertobat dari kesalahannya.
3. Berdirinya Gereja.
Dalam rangka melaksanakan maksud luhur Tuhan Allah bagi keselamatan segala bangsa, maka Tuhan Yesus telah memberi perintah, “…pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu..” Mat 28:19. Ketika itu para murid Kristus, jelas belum mampu melaksanakan komando agung Tuhannya. Mereka belum memiliki kemampuan. Itulah sebabnya sebelum naik ke surga, Tuhan Yesus menasehati mereka untuk jangan dulu meninggalkan Yerusalem, tetapi tinggal menantikan perjanjian Bapa, Roh Kudus. (Act 1:4).
Akhirnya setelah 10 hari menanti, Roh Kudus dicurahkan, mereka memiliki kuasa yang ajaib. Peristiwa dalam Kisah 2 kemudian diindentikkan dengan hari berdirinya gereja. Suatu era baru bagi bangsa-bangsa dan semua yang percaya kepadaNya.
Pengalaman Patekosta – baptisan Roh Kudus – itu telah memampukan para murid Kristus melakukan missi Kristus di bumi. “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun keatasmu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem, dan diseluruh Yudea dan samaria dan sampai keujung bumi.(Act 1:8).
Gereja telah lahir dan bangkit berdiri siap melakukan missi suci, komando agung Kristus, bagi keselamatan segala bangsa. Gereja mula-mula telah menunjukkan efektifitas pelayanannya. Gereja bangkit bertumbuh.
a. Pertumbuhan (kuantitas) Gereja.
Secara tak diduga Petrus dan para murid mula-mula mengalami kasih karunia Allah dalam penyelamatan umat manusia secara menyeluruh. Berita mereka menggores dalam dan menarik hati setiap orang yang mendengarnya. Lukas mencatat dengan jelas dalam Act 2:41, “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa”. Roh Kudus telah menciptakan suatu dinamika dalam kehidupan gereja. Gereja bergerak dan berkembang secara revolusioner, terpadu terarah. semuanya sesuai dengan kebenaran Firman Allah. Disebutkan bahwa sejak hari itu gereja Yerusalem bertambah-tambah dalam jumlah setiap hari. (Act 2:47).
Bangsa Yahudi, yang dimotori oleh majelis Sanhedrin, menjadi marah terhadap gerakan yang baru ini. Mereka bertindak melakukan penangkapan, ancaman dan penganiayaan terhadap umat Tuhan pengikut Kristus di seluruh Yerusalem (Act 8). Namun, penganiayaan yang dimaksudkan untuk menghancurkan persekutuan dan perkembangan umat Tuhan, justru telah lebih meluaskan sekaligus menggalakkan perkembangan dan pergerakkannya. Injil mulai keluar dari Yerusalem ke bagian-bagian dunia lainnya. Injil akhirnya tersebar dan sampai ke Anthiokia, suatu kota besar yang sangat penting.(Act 11:19-21).
Dikota pusat kekafiran inilah para pengikut Kristus pertama kali disebut “orang Kristen”. (Act 11:26).
Dengan dijadikannya Antiokhia sebagai basis, Injil kemudian tersebar secara luar biasa. Banyak bangsa dan suku yang terguncang, dan menerima anugerah Allah.
Rasul Paulus dan kawan-kawan sekerjanya menjelajahi Asia kecil, mendirikan jemaat-jemaat baru, menyeberang kedaerah Makedonia, terus ke Athena dan Korintus. Bangsa-bangsa Eropah yang paling beradab waktu itu menerima Injil (Act 17,18,19).
Dan akhirnya, Paulus berhasil menembusi jantung peradaban dan politik pemerintahan dunia, itulah kota Roma (Act 28:11-30).
Perkembangan Injil begitu nyata, suatu gerakan pelimpahan anugerah bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam masa kesenjangan telah dimulaikan, dan masih berlangsung sampai pada hari ini. Tapi waktu yang disediakan tidak lama lagi.
b. Pertumbuhan Rohani Menuju Kesempurnaan.
Supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diriNya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (Eph. 5:27).
Orang percaya yang telah ditebus oleh darah Kristus itu, belum lepas dari perbuatan salah. Tubuh adalah daging, yang pada hakekatnya banyak menguasai sifat kita. Kedagingan merupakan penghalang utama pertumbuhan gereja. Alkitab berkata bahwa daging dan darah tidak akan mewarisi kerajaan surga. (1 Cor 15:50). Karena itu gereja Tuhan seharusnya bertumbuh dalam kerohanian dan iman yang efektif sehingga mencapai kondisi tidak bercacat cela. Gereja yang bertumbuh dalam kebenaran adalah gereja yang selalu menyesuaikan sifatnya dengan moral Kristus.
Perhatikan beberapa ayat yang mengarahkan gereja bertumbuh kearah Kristus:
i. Sifat Moral, Eph. 4:14-15. “Sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang pada kebenaran didalam kasih kita bertumbuh didalam segala hal kearah Dia, Kristus yang adalah kepala”.
ii. Posisi, 2 Cor 11:2, “Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu Illahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.”
iii. Sifat Rohani, 1 Cor 15:45, “Seperti ada tertulis : “Manusia pertama, Adam menjadi mahluk yang hidup, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan”.
Yang pertama kita bertumbuh menjadi sama seperti Kristus dan dapat memiliki moral Kristus. Pertumbuhan menjadi sama seperti Kristus bukan berarti menjadi Kristus (Allah), tetapi suatu keberhasilan memiliki moral Kristus, yang sepenuhnya takhluk kepada Roh. (1 John 3:1-2).
Yang kedua, Yesus digambarkan oleh Firman Tuhan sebagai mempelai laki-laki, dan gereja, adalah mempelai perempuanNya. Sebagaimana yang berlaku, posisi mempelai laki-laki adalah sama dengan mempelai perempuan. Karena itulah gereja harus mempunyai kualitas rohani sama dengan mempelai laki-lakinya, itulah Kristus. Untuk itu harus ada pertumbuhan. Eph. 5:27.
Yang ketiga, didalam Adam yang akhir, kita tidak hidup oleh daging, tetapi oleh Roh. (John 6:63). Jelas peranan Roh Kudus sangat menentukan suatu pertumbuhan yang positif bagi gereja. Kita adalah kaabahNya. Dia berdiam dan memimpin kita kedalam segala kebenaranNya (1 Cor 3:16), John 16:13). Allah adalah Roh; adalah mustahil bagi manusia memahami perkara-perkara Allah, kecuali Roh Kudus itu ada dalam kita (1 Cor 2:10-11).
Gereja yang bertumbuh dalam kesempurnaan adalah gereja yang menang, disingkirkan, dan tidak dikuasai oleh antikristus dan pemerintahan kerajaannya selama tiga setengah tahun atau setengah sabat terakhir. Rev. 12:6, 12:14.
Dr. Conner mengemukakan beberapa maksud Allah yang utama yang harus digenapi dalam masa kesenjangan, antara periode 1/2 sabat pertama dan 1/2 sabat kedua dalam sabat yang ketujuh puluh tersebut:
i. Pembangunan gereja Kristus yang berkemenangan. (Mat. 16:16-20).
ii. Pencangkokan bangsa-bangsa asal kafir kepada pohon zaitun Israel (Rom 9, 10,11)
sementara kebutaan tetap menguasai bangsa Yahudi. (Act 10, 11,15, Rom 16).
iii. Pembentukan Tubuh Kristus yang menciptakan baik orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi menjadi satu manusia baru dalam diriNya. (Eph. 2:12-22, 1 Cor 12:13).
iv. Kebutaan dan tercerai-berainya umat Yahudi/ Israel hingga genaplah orang-orang bangsa bukan Yahudi masuk iman. Menjelang berakhirnya masa ini, bangsa Yahudi akan mengalami pencurahan Roh Kudus, dan mata mereka akan terbuka terhadap Mesias yang telah lama mereka tolak itu. (Zac 11-12, 13,14). Pada masa itu mereka akan menerima Mesias dengan iman, dan mereka akan diletakkan kembali kedalam posisi yang baik pada pohon Zaitun.
v. Pencurahan Roh Kudus berlaku atas segala manusia seperti yang dinubuatkan oleh Nabi Yoel. (Joel 2, Act 2).
vi. Kemurtadan besar berlangsung dimuka bumi, dan akan mencapai klimaksnya pada saat penyataan antikristus dan kerajaannya, yang akhirnya akan dimusnahkan oleh Kristus Yesus. (2 Tes 2, Rev. 19).
Masa kesenjangan ini yang oleh nabi Yesaya disebut sebagai “Tembok yang tembus” akan terbaiki lagi. Maksudnya masa kesenjangan antara 1/2 sabat pertama dan 1/2 sabat akhir dari sabat ketujuh puluh pasti terbaiki oleh pemunculan dan kenyataan Sang Mesias, yang menggenapi pekerjaan penebusan. “Engkau (Mesias) akan disebutkan ‘Yang memperbaiki tembok yang tembus’, yang membetulkan jalan supaya tempat itu dihuni”. Isa 58:12.
V. PERIODE KE EMPAT.Periode ini adalah 1/2 sabat kedua dari sabat ke tujuh puluh, atau masa 31/2 tahun aniaya besar. Pada masa itu khususnya Israel akan mengalami kesukaran besar yang belum pernah terjadi. (Daniel 12:1-2). Orang-orang Kristen yang lemah dan bermasabodoh, yang disebut oleh rasul Yohanes sebagai “keturunannya yang lain” atau benih yang tertinggal (Rev. 12:17), akan juga teraniaya. Antikristus akan memegang kendali pemerintahan atas seluruh dunia. Dia berusaha menghancurkan semua perbuatan Allah. Tetapi pada pihak lain, bangsa Israel akan mengalami kasih karunia Allah, mereka akhirnya menerima Injil perjanjian dan mengakui Yesus adalah Mesias, atas pelayanan dua orang saksi.
Rasul Yohanes menghitung periode ini dalam, “seribu dua ratus enam puluh hari”. Rev. 11:3, 12:6.
1. Penyingkiran Gereja.
Menjelang antikristus berkuasa, sebagi realisasi dari setengah sabat kedua (3,5 tahun ), akan terjadi beberapa peristiwa menggembirakan dalam gereja Tuhan.
a. Gereja Sempurna.
Gereja yang terpelihara dalam naungan kuat kuasa Roh selama 3,5 tahun masa sengsara besar adalah gereja yang disempurnakan. Itulah gereja yang dilukiskan dalam Injil Mat 25:1-10, kelompok lima gadis bijaksana.
Keadaan gereja sempurna dinyatakan Allah kepada rasul Yohanes sebagai “suatu tanda dilangit, seorang perempuan yang berselubungkan, matahari, bulan dibawah kakinya dan sebuah mahkota dari 12 bintang diatas kepalanya”. (Rev. 12:1). Perempuan ini jelas bukanlah Maria ibu Yesus, atau gereja yang mengalami kesukaran dalam zaman kepausan Romawi. Itu adalah mempelai perempuan Kristus, gereja sempurna.
Pada waktu menegaskan kelanggengan dan keharmonisan suami isteri, rasul Paulus menghubungkannya dengan perpaduan Kristus sebagai mempelai laki-laki dan gereja sebagai mempelai perempuan. (Eph. 5:22-23). Untuk mencapai tingkat status mempelai perempuan Kristus, gereja harus mengalami pertumbuhan menyeluruh dalam hidupnya. Dia harus bertumbuh dalam suatu kematangan dan kedewasaan yang komplit, dan mengalami pengudusan sempurna dalam kecemerlangan dalam Firman dan Roh Allah.

No comments: