CONTOH KHOTBAH EKSPORISTORY
HADAPILAH SETIAP PERGUMULAN BERSAMA TUHAN
PENDAHULUAN
Puji
Tuhan, bahwa oleh anugerah Tuhan kita diberikan kehidupan untuk menikmati
segala berkat sukacita dan damai sejahtera yang asalnya dari Tuhan kita
Yesus Kristus, bahkan segala keperluan kita dipenuhi olehNya. Mari kita
beri kesempatan pada Tuhan, kita ingin berkomunikasi dengan Tuhan karena
Tuhanpun ingin berkomunikasi dengan kita.
Sekalipun kita harus berhadapan dengan persoalan-persoalan kehidupan namun kita
dapat katakan bahwa segala perkaran dapat kutanggung didalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku (Pilipi 4:13). Persoalan seberat apapun harus kita tanggung,
firman Allah mengatakan bahwa persoalan-persoalan/pencobaan-pencobaan yang kita
hadapi adalah pencobaan yang biasa bukan luar biasa, karena itu Allah berjanji
akan beri jalan keluar asalkan kita dapat menghadapinya (I Kor.10:13). Sebagai
anak-anak Tuhan jangan menjadikan persoalan yang biasa menjadi luar bisa.
Saat kita memasuki minggu-minggu sengsara Tuhan kita Yesus Kristus yang
klimaksnya pada Jumat Agung, kita tentu akan mengingat betapa beratnya
pergumulan yang harus dialami/diperhadapkan kepada Tuhan kita Yesus Kristus
dan hal ini akan menjadi pelajaran yang berharga bagi kita dikala kitapun
diperhadapkan dengan berbagai pergumulan yang berat.
Karena itu mari kita dekatkan diri kita dengan teks dalam Injil Markus
Ps.14:32-42 bunyinya:
“
32 Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama
Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara
Aku berdoa." 33 Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes
serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, 34 lalu kata-Nya kepada mereka:
"Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan
berjaga-jagalah." 35 Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan
berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya. 36
Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah
cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa
yang Engkau kehendaki." 37 Setelah itu Ia datang kembali, dan
mendapati ketiganya sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Simon,
sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? 38
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh
memang penurut, tetapi daging lemah." 39 Lalu Ia pergi lagi dan
mengucapkan doa yang itu juga. 40 Dan ketika Ia kembali pula, Ia
mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak
tahu jawab apa yang harus mereka berikan kepada-Nya. 41 Kemudian Ia
kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang
dan istirahatlah. Cukuplah. Saatnya sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan
ke tangan orang-orang berdosa. 42 Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang
menyerahkan Aku sudah dekat."
Thema yang akan kita bahas yaitu: HADAPILAH SETIAP PERGUMULAN DALAM
RENCANA ALLAH. Dalam hidup ini ada tiga macam pergumulan yang harus kita hadapi
antara lain : Pertama, ada pergumulan yang diperhadapkan kepada kita sebagai
akibat dari dosa dan kesalahan kita sendiri; kedua, ada pergumulan yang
harus kita tanggung yang disebabkan oleh perbuatan orang lain dan yang ketiga,
adalah pergumulan yang bukan disebabkan karena dosa dan salah kita atau
karena oleh orang lain namun ada pergumulan-pergumulan harus ditanggung karena
rencana Allah. Kalau demikian maka yang menjadi pertanyaannya
adalah bagaimana cara kita menyikapi pergumulan-pergumulan tersebut? Melalui
pengalaman Tuhan Yesus di Taman Getsemani saya mencatat ada tiga
cara bagaimana menyikapi setiap pergumulan yang diperhadapkan kepada
kita; karena itu dengan menerapkan tiga cara Tuhan Yesus, kitapun akan
menang dalam menghadapi setiap pergumulan dalam rencana Allah.
CARA YANG PERTAMA ADALAH, AJAKLAH ORANG-ORANG DEKAT DI SEKITAR ANDA
MASUK DALAM PERGUMULAN ITU.
Ajaklah “orang dekat”, inilah pinsip yang perlu kita kembangkan di dalam
menyikapi pergumulan yang berat , Tuhan Yesus mengajak orang-orang dekat
yang berada di sekitarnya untuk ikut dalam menghadapi pergumulannya yaitu
murid-muridNya sendiri. Mungkin kita bertanya siapakah yang termasuk
orang dekat? Apakah semua orang dekat dapat kita ajak? Karena tidak semua orang
dekat adalah orang yang dapat menolong kita dalam menghapi setiap pergumulan
hidup. Kita membutuhkan kriteria “orang dekat’, Kalau demikian apa kriterianya?
Ada beberapa kriteria untuk menentukan “orang dekat”:
1. Orang
dekat adalah orang selalu bersama-sama dengan kita yang selalu atau pernah
menolong kita baik secara materil maupun secara moril.
2. Orang
yang punya kapasitas kerohanian yang dapat dipertanggung jawabkan yaitu orang
yang punya hubungan dekat dengan Tuhan sehingga dapat menyimpan rahasia dan
tidak memanipulasi pergumulan kita demi kepentingan sendiri.
3. Orang
yang dapat memberi suport rohani/ bimbingan dan arahan yang tepat, termasuk
seorang konselor yaitu orang yang dapat dipercayai dan dapat memberikan jalan
keluar secara rohani.
4. Orang
yang rela berkorban bagi orang lain yang mau mengambil bagian dalam pergumulan
orang lain.
5. Orang
yang setia dengan kita baik dalam suka maupun dalam duka.
Tuhan Yesus pada saat menghadapi pergumulan yang berat Dia mengajak
Murid-muridNya pergi ke suatu tempat khusus dan dia mulai sharingkan pergumulanNya;
Tuhan Yesus tidak mengajak ahli-ahli Taurat Dia tidak pergi ke Herodes
atau Pilatus untuk meminta nasihat atau jalan keluar atau keringanan
hukuman yang akan ditanggungnya, melainkan Ia mengajak Murid-murid sebagai
orang dekat. Dia yang telah memanggil mereka bahkan
membentuk/mempersiapkan menjadi murid-murid yang setia. secara khusus Tuhan
Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes: ketiga orang inilah yang sering
diajak untuk hal-hal yang khusus, ingat pengalaman doa mereka di sebuah gunung yang
tinggi (Markus 9:2-13). Karena itu milikilah orang dekat yang dapat berdoa
bersama anda dan jangan salah menentukan orang dekat karena hal itu akan
menentukan keberhasilan anda dalam menghadapi setiap masalah.
Siapakah orang dekat bagi anda? Mungkin
anda dapat menentukan dari tiga lingkungan berikut ini:
1. Lingkungan keluarga anda
(suami, istri, anak-anak, saudara, orang tua);
2. Lingkungan pekerjaan
anda (rekan sekerja, atasan atau bawahan);
3. Lingkungan pelayanan
anda (Pendeta, Majelis, sesama anggota jemaat).
Anda dapat menentukan secara
bebas asalkan memenuhi kelima kriteria diatas. Hati-hati! Jangan mengajak
Yudas, maksudnya jangan salah menentukan orang dekat bagi anda. Setelah Tuhan
Yesus menentukan murid-muridNya sebagai orang dekat maka Ia mulai
ceriterakan secara detail sejauh mana pergumulan yang sedang
dihadapiNya.
Dalam Markus 14:33-34, menggambarkan betapa beratnya
pergumulan Tuhan Yesus, Penulis mengatakan bahwa: Ia sangat Takut dan
gentar, “kataNya kepada mereka: Hatiku sangat sedih dan mau mati rasanya”.
Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah. Tuhan Yesus membagikan apa yang menjadi
pergumulanNya. Kesedihan yang dimaksudkan disini adalah suatu gambaran keadaan
pikiran dan emosi yang dilanda suatu beban yang begitu berat. Ada kemungkinan
Tuhan Yesus mengungkapkan pergumulanNya di depan ketiga muridNya itu dengan
meneteskan air mata dan dengan nada yang lamban serta ucapan yang
terputus-putus yang tidak seharusnya Ia katakan kepada Muruid-muridNya, namun
secara manusia ia merasa seolah tak kuasa untuk menghadapi beban hidup yang
berat seperti ini sekalipun Dia seorang Guru. Apakah ini sebuah keluhan tanpa
iman ataukah sebuah ungkapan dari seorang yang telah putus asa dalam menghadapi
hidup ini? Tidak ini ungkapan dari suatu pribadi yang lahir sebagai manusia
yang harus berhadapan dengan pergumulan yang berat dan punya harapan akan
memenangkan pergumulan seberat apapun. Ini adalah sebuah pengakuan yang
sejujurnya yang mengharapkan pertolongan secara rohani yang datangnya dari
atas, dari Bapa Sorgawi. Orang-orang dekat kita perlu memahami sejauh mana
pergumulan kita agar mereka siap untuk memberi dukungan yang bersifat
membangun, menghibur dan menolong guna penyelesaian yang berdampak pada
ketengangan dan kedamaian di hati. Karena itu carilah dan milikilah “orang
dekat” dan jangan mau hidup sendiri, karena untuk itulah kita dipanggil. Ketika
kita belum mengenal Tuhan kita selalu mengandalkan kekuatan diri sendiri namun
setelah kira mengenal Tuhan kita lebih mengandalkan Tuhan melalui kehadiran
saudara seiman yang dapat menolong kita. Sudahkan anda memiliki orang dekat
seperti Tuhan Yesus? Tuhan ingin menempatkan disamping anda orang-orang dekat
yang siap menolong anda, karena itu berdoalah untuk hal itu.
CARA YANG KEDUA ADALAH, CARILAH TEMPAT YANG TEPAT UNTUK MENGUNGKAPKAN
PERSOALAN ANDA
Perhatihan teks kita baik-baik, dimanakah tempat yang tepat bagi Tuhan Yesus
beserta Murid-muridNya? Kapankah waktu yang tepat bagi Tuhan Yesus untuk
berbicara dengan mereka? Di sebuah taman yaitu Taman Getsemani. Mengapa di
taman Getsemani dan bukan di sebuah Hotel atau sebuah restauran atau café
sehingga mereka dapat bertukar pikiran sambil menikmati hidangan dengan santai.
Tuhan Yesus memilih taman Getsemani dengan beberapa pertimbangan:
1. Inilah tempat
dimana Ia dan Murid-muridNya pernah/sering berdoa.
2. Inilah tempat
yang sunyi di waktu tidak banyak orang mengunjungi taman itu.
3. Inilah tempat
untuk berdoa dengan doa syafaat yang panjang tanpa terganggu oleh apapun juga.
4. Inilah tempat
yang menunjang komunikasi yang lancar dengan Bapa di Sorga.
Sebagai anak-anak Tuhan, saat kita diperhadapkan dengan berbagai pergumulan
dimanakah tempat yang tepat untuk mengungkapkan segala pergumulan kita?
Banyak orang salah menentukan tempat bagi mereka, ada yang memilih
tempat-tempat hiburan malam, atau meja-judi, kemabukan, tempat pelacuran, atau
tempat-tempat hiburan lainnya, namun ketahuilah bahwa semua tempat itu
sekalipun dapat mengalihkan persoalan saudara namun hanyalah bersifat
sementara. Dan setelah kembali kerumah masalah itu akan datang kembali dan
menghancurkan hidup anda. Getsamani bagi kita adalah tempat di mana kita bisa
berdoa kepada Bapa di Sorga. Anda dapat memilih beberapa tempat berikut ini dan
dijadikan Getsemani buat saudara di kala menghadapi pergumulan yang berat:
1. Gereja
sebagai rumah doa bagimu, anda dapat bergabung dengan saudara- saudara
seiman di sebuah Gereja lokal.
2. Persekutuan-persekutuan
Doa, hadirilah acara-acara doa baik yang dilaksanakan oleh gereja sendiri atau
oleh gereja lain.
3. Tempat-tempat
retreat/ bukit-bukit Doa di sana anda dapat berdoa dengan tenang.
4. Carilah
ruangan khusus atau taman atau lapangan yang tidak dilalui orang agar anda
tidak terganggu.
5. Carilah
tempat yang tepat untuk memulikan stamina rohani anda sekaligus dapatkan
kekuatan rohani untuk menyatakan kesiapan menghadapi setiap masalah.
Sadarilah bahwa kesibukan dalam tugas dan tanggung jawab sering menjadi kendala
bagi kita untuk dapat meluangkan waktu bersama Tuhan untuk memecahkan berbagai
masalah yang sedang kita hadapi namun coba belajarlah dari Daniel dalam
Alkitab. Daniel adalah sebuah sosok pribadi yang sangat sibuk dengan berbagai
tugas dan tanggung jawab khususnya dalam menjalankan roda pemerintahan bangsa
yang tidak percaya kepada Allahnya Daniel. Dia Hidup dan berkarya di
tengah-tengah orang-orang yang tidak seiman dengan dia. Namun Alkitab mencatat
bahwa Daniel adalah orang yang memiliki kedisiplinan dalam hal berdoa.
Dia berdoa tiga kali dalam sehari dengan menggunakan tempat yang tepat yaitu di
tempat pekerjaannya. Ada kemungkinan bahwa Daniel selalu berdoa pada pagi hari
yaitu pada jam-jam awal sebelum ia bekerja, sebelum ada karyawan yang
datang kemudian ia juga berdoa pada siang hari saat beristirahat yaitu
pada jam makan siang dan pada sore hari setelah bekerja, sebelun ia
pulang ke rumah. Ia berdoa untuk semua bawahan dan atasannya, Ia berdoa untuk
setiap persoalan pekerjaan yang sedang di hadapinya. Karena itu ketika ia di
buang ke dalam gua singa, ia tidak takut sedikitpun dan mujizat terjadi
baginya, dia keluar dari gua singa tanpa cacat sedikitpun. Kemenangan atas
setiap persoalan di tentukan oleh seberapa jauh hubungan kita dengan Tuhan
sebelumnya dan bukan pada saat masalah itu tiba.
CARA YANG KETIGA ADALAH, MILIKILAH PEMAHAMAN YANG BENAR TENTANG
DOA
Setelah kita melakukan cara pertama dan kedua dalam menjikapi setiap pergumulan
yang berat maka kini kita melangkah lagi dengan cara yang ketiga yaitu kita
harus memiliki konsep pemahanan tentang doa yang benar. Pemahaman tentang doa
sangatlah penting, mengapa? Agar kita tidak salah berdoa atau tidak mengalami
jawaban doa. Cara pertama dan kedua bertujuan agar kita dapat berdoa. Bagaimana
cara berdoa yang benar? Belajar dari cara Tuhan Yesus yang di dasari pemahaman
yang benar tentang doa maka kitapun dapat melakukannya dalam menghadapi
setiap pergumulan yang berat.
1. Doa
adalah komunikasi dengan Bapa
Jalinlah
hubungan kedekatan dengan Bapa di Sorga. Dalam doa Tuhan Yesus berseru: “Ya
abba, ya Bapa”. Sapaan kepada Allah sebagai Bapa, sekalipun Ia adalah Allah
yang maha Agung dan maha Mulia dan yang maha Dasyat. Allah ditempatkan seperti
hubungan seorang ayah dengan anaknya yaitu hubungan kedekatan yang erat.
Sebelum kita mengungkapkan segala beban dan perumulan yang berat, kita harus
mengkondisikan hati dan pikiran kita terlebih dahulu dimana kita mengalami
kedekatan dengan Bapa kita di Sorga. Bagaimana cara mengkondisikannya?
Sembahlah Dia mungkin melalui nyanyian yang mengandung pengharapan dan
sanjungan kepada Allah hingga hati dan pikiran kita menjadi tenang
terlebih dahulu. Pastikan bahwa kita layak memanggil Allah sebagai Bapa kita.
Dalam pengalaman, kebanyakan anak Tuhan merasa jauh dari Bapa karena ada dosa
yang menjadi pemisah. Bahkan ada yang mengalami seperti anak yang terhilang
yang merasa jauh dari bapanya. Doa adalah hubungan kedekatan dengan Bapa
Surgawi yang berdampak pada kedamaian dan ketenangan.
2. Doa
harus dilandasi iman yang besar
Tuhan Yesus berseru kepada BapaNya dengan berkata: “Aku tahu ya
Bapa bahwa tidak ada yang mustahil bagiMu” Suatu pernyataan iman yang
besar yaitu percaya bahwa Allah lebih besar dari segala persoalan yang kita
hadapi, sikap ini mengawali pergumulan doa Tuhan Yesus. Keyakinan
iman seseorang akan menentukan kemenangannya atas setiap pergumulan
hidup. Ketika kita masuk dalam doa ciptakanlah dalam pikiran dan hati kita
bahwa Allah lebih besar dari segala persoalan dan bukan persoalan yang lebih
besar dari Allah. Konsep pemahaman ini akan menolong setiap kita yang mengalami
pergumulan hidup yang berat. Kita harus katakan berkali-kali kepada
diri kita sendiri kata-kata ini: “Allah itu besar; Allah itu Ajaib; Tidak ada
yang mustahil bagi Allah kita; Allah itu sanggup menolong saya”.
3. Doa
bukan pemaksaan kehendak
Ketika Tuhan Yesus berdoa , Ia tidak memaksakan kehendakNya karena itu Ia
berkata: “Ya Bapa sekiranya mungkin cawan ini berlalu dari
hadapanku tetapi janganlah kehendakku melaindan kehendakMu jadilah”. Kalau
Tuhan Yesus saja tidak memaksakan kehendakNya, mengapa kita harus
memaksakan kehendak kita? Mari kita mau belajar berdoa seperti Tuhan
Yesus. Belajarlah berdoa juga seperti Sadrak, Mesak dan Abednego; ketika
mereka hendak dibuang kedalam dapur api oleh Nebukadnesar sebagai akibat
karena mereka tidak mau menyembah patung Nebukadnesar, mereka katakan bahwa sekalipun
Allah tidak melepaskan mereka dari dapur perapian namun mereka tetap tidak mau
menyembah patung tersebut.
4. Doa mampu
mengalahkan keinginan daging
Tuhan
Yesus berkata kepada Murid-muridNya bahwa sebaiknya mereka harus banyak
berdoa sebab roh memang penurut tetapi daging lemah. Sebagai anak-anak Tuhan
kita masih memiliki manusia daging, yaitu kehidupan jasmaniah kita yang
lemah karena itu latihlah roh kita agar selalu berdoa dengan tidak
jemu-jemu dalam bersekutu dengan Allah. Hidup kita jangan dikuasai oleh
kedagingan agar jangan kita binasa. Pergumulan jangan dihadapi dengan
kedagingan tetapi dihadapi dengan berdoa pada Bapa di Sorga..
KESIMPULAN
Apakah bapak, ibu, saudara/I
sekalian sedang menghadapi persoalah? Apapun persoalan itu percayalah ada
solusinya seperti yang dihadapi oleh TUHAN kita Yesus Kristus. Milikilah
orang-orang dekat yang mampu member solusi;tentukanlah tempat yang tepat untuk
curahkan isi hatimu pada Bapa di Surga dan milikilah pemahaman yang benar
tentang doa
Apabila kita telah menyikapi setiap pergumulan dengan cara yang benar
seperti Tuhan Yesus maka hasil yang akan kita petik adalah sbb:
1. Dalam
hubungan dengan orang lain : Tuhan Yesus datang pada Murid dan mengatakan
bahwa marilah kita pergi saatnya sudah tiba. Dia menenangkan mereka. Kitapun
dapat menyatakan sikap hati kita didepan orang lain bahwa kita telah siap
menghadapi setiap pergumulan.
2. Dalam
hubungan dengan diri sendiri: Tuhan Yesus tidak gelisah lagi
melainkan dengan sikap tenang karena telah menyerahkan pergumulan itu
kepada BapaNya.
3. Dalam
hubungan dengan Allah: Allah di tempatkan sebagai Allah, Dialah Bapa,
Allah yang mampu menyelesaikan bagi kita segala persoalan kita. Dia harus
ditinggikan dan diagungkan serta dimuliakan.
4. Dalam
hubungan dengan persoalan: Pandanglah persoalan itu kecil di mata Allah.
Kitalah yang harus menang atas segala persoalan dan bukan persoalan yang
mengalahkan kita.
Hadapilah
setiap persoalan dengan iman yang besar dan kalahkan persoalan dengan kuasa doa
dan katakan bahwa segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku. AMIN!!!
No comments:
Post a Comment