Friday, April 6, 2018

CONTOH KHOTBAH EKSPORISTORY 2


CONTOH KHOTBAH EKSPORISTORY
HADAPILAH SETIAP PERGUMULAN BERSAMA TUHAN
                         
PENDAHULUAN
         Puji Tuhan, bahwa oleh anugerah Tuhan kita diberikan kehidupan untuk  menikmati segala  berkat sukacita dan damai sejahtera yang asalnya dari Tuhan kita Yesus Kristus, bahkan segala keperluan kita dipenuhi olehNya.  Mari kita beri kesempatan pada Tuhan, kita ingin berkomunikasi dengan Tuhan karena Tuhanpun ingin berkomunikasi dengan kita.
         Sekalipun kita harus berhadapan dengan persoalan-persoalan kehidupan namun kita dapat katakan bahwa segala perkaran dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Pilipi 4:13). Persoalan seberat apapun harus kita tanggung, firman Allah mengatakan bahwa persoalan-persoalan/pencobaan-pencobaan yang kita hadapi adalah pencobaan yang biasa bukan luar biasa, karena itu Allah berjanji akan beri jalan keluar asalkan kita dapat menghadapinya (I Kor.10:13). Sebagai anak-anak Tuhan jangan menjadikan persoalan yang biasa menjadi luar bisa.
         Saat kita memasuki minggu-minggu sengsara Tuhan kita Yesus Kristus yang klimaksnya pada Jumat Agung, kita tentu akan mengingat betapa beratnya pergumulan yang harus dialami/diperhadapkan kepada Tuhan  kita Yesus Kristus dan hal ini akan menjadi pelajaran yang berharga bagi kita dikala kitapun diperhadapkan dengan berbagai pergumulan yang berat.
         Karena itu mari kita dekatkan diri kita dengan teks dalam Injil Markus Ps.14:32-42 bunyinya:
      “ 32  Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku berdoa." 33  Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, 34  lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah." 35  Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya. 36  Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki." 37  Setelah itu Ia datang kembali, dan mendapati ketiganya sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? 38  Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah." 39  Lalu Ia pergi lagi dan mengucapkan doa yang itu juga. 40  Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak tahu jawab apa yang harus mereka berikan kepada-Nya. 41  Kemudian Ia kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Cukuplah. Saatnya sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. 42  Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat." 
        Thema yang akan kita bahas yaitu: HADAPILAH SETIAP PERGUMULAN DALAM RENCANA ALLAH. Dalam hidup ini ada tiga macam pergumulan yang harus kita hadapi antara lain : Pertama, ada pergumulan yang diperhadapkan kepada kita sebagai akibat dari  dosa dan kesalahan kita sendiri; kedua, ada pergumulan yang harus kita tanggung yang disebabkan oleh perbuatan orang lain dan yang ketiga, adalah pergumulan yang bukan  disebabkan karena dosa dan salah kita atau karena oleh orang lain namun ada pergumulan-pergumulan harus ditanggung karena rencana   Allah. Kalau demikian maka yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana cara kita menyikapi pergumulan-pergumulan tersebut? Melalui pengalaman Tuhan Yesus di Taman Getsemani  saya mencatat ada tiga cara bagaimana menyikapi setiap pergumulan yang diperhadapkan kepada kita; karena itu dengan menerapkan tiga cara Tuhan Yesus, kitapun akan menang dalam menghadapi setiap pergumulan dalam rencana Allah.

CARA YANG PERTAMA ADALAH, AJAKLAH ORANG-ORANG DEKAT DI SEKITAR ANDA MASUK DALAM PERGUMULAN ITU.
       Ajaklah “orang dekat”, inilah pinsip yang  perlu kita kembangkan di dalam menyikapi  pergumulan yang berat , Tuhan Yesus mengajak orang-orang dekat yang berada di sekitarnya untuk ikut dalam menghadapi pergumulannya yaitu murid-muridNya sendiri.  Mungkin kita bertanya siapakah yang termasuk orang dekat? Apakah semua orang dekat dapat kita ajak? Karena tidak semua orang dekat adalah orang yang dapat menolong kita dalam menghapi setiap pergumulan hidup. Kita membutuhkan kriteria “orang dekat’, Kalau demikian apa kriterianya? Ada beberapa kriteria untuk menentukan “orang dekat”:
1.    Orang dekat adalah orang selalu bersama-sama dengan kita yang selalu atau pernah menolong kita baik secara materil maupun secara moril.
2.    Orang yang punya kapasitas kerohanian yang dapat dipertanggung jawabkan yaitu orang yang punya hubungan dekat dengan Tuhan sehingga dapat menyimpan rahasia dan tidak memanipulasi pergumulan kita demi kepentingan sendiri.
3.    Orang yang dapat memberi suport rohani/ bimbingan dan arahan yang tepat, termasuk seorang konselor yaitu orang yang dapat dipercayai dan dapat memberikan jalan keluar secara rohani.
4.    Orang yang rela berkorban bagi orang lain yang mau mengambil bagian dalam pergumulan orang lain.
5.    Orang yang  setia dengan kita baik dalam suka maupun dalam duka.
         Tuhan Yesus pada saat menghadapi pergumulan yang berat Dia mengajak Murid-muridNya pergi ke suatu tempat khusus dan dia mulai sharingkan pergumulanNya; Tuhan Yesus tidak mengajak ahli-ahli Taurat Dia tidak pergi ke Herodes atau  Pilatus untuk meminta nasihat atau jalan keluar atau keringanan hukuman yang akan ditanggungnya, melainkan Ia mengajak Murid-murid sebagai orang dekat. Dia yang telah memanggil  mereka bahkan membentuk/mempersiapkan menjadi murid-murid yang setia. secara khusus Tuhan Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes: ketiga orang inilah yang sering diajak untuk hal-hal yang khusus, ingat pengalaman doa mereka di sebuah gunung yang tinggi (Markus 9:2-13). Karena itu milikilah orang dekat yang dapat berdoa bersama anda dan jangan salah menentukan orang dekat karena hal itu akan menentukan keberhasilan anda dalam menghadapi setiap masalah. 

            Siapakah orang dekat bagi anda? Mungkin anda dapat menentukan dari tiga lingkungan berikut ini:
1.  Lingkungan keluarga anda (suami, istri, anak-anak, saudara, orang tua);
2.  Lingkungan pekerjaan anda (rekan sekerja, atasan atau bawahan);
3.  Lingkungan pelayanan anda (Pendeta, Majelis, sesama anggota jemaat).
Anda dapat menentukan secara bebas asalkan memenuhi kelima kriteria diatas. Hati-hati! Jangan mengajak Yudas, maksudnya jangan salah menentukan orang dekat bagi anda. Setelah Tuhan Yesus menentukan murid-muridNya sebagai orang dekat maka Ia mulai ceriterakan  secara detail sejauh mana pergumulan yang sedang dihadapiNya. 
          Dalam Markus 14:33-34, menggambarkan betapa beratnya pergumulan Tuhan Yesus,  Penulis mengatakan bahwa: Ia sangat Takut dan gentar, “kataNya kepada mereka: Hatiku sangat sedih dan mau mati rasanya”. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah. Tuhan Yesus membagikan apa yang menjadi pergumulanNya. Kesedihan yang dimaksudkan disini adalah suatu gambaran keadaan pikiran dan emosi yang dilanda suatu beban yang begitu berat. Ada kemungkinan Tuhan Yesus mengungkapkan pergumulanNya di depan ketiga muridNya itu dengan meneteskan air mata dan dengan nada yang lamban serta ucapan yang terputus-putus yang tidak seharusnya Ia katakan kepada Muruid-muridNya, namun secara manusia ia merasa seolah tak kuasa untuk menghadapi beban hidup yang berat seperti ini sekalipun Dia seorang Guru. Apakah ini sebuah keluhan tanpa iman ataukah sebuah ungkapan dari seorang yang telah putus asa dalam menghadapi hidup ini? Tidak ini ungkapan dari suatu pribadi yang lahir sebagai manusia yang harus berhadapan dengan pergumulan yang berat dan punya harapan akan memenangkan pergumulan seberat apapun. Ini adalah sebuah pengakuan yang sejujurnya yang mengharapkan pertolongan secara rohani yang datangnya dari atas, dari Bapa Sorgawi. Orang-orang dekat kita perlu memahami sejauh mana pergumulan kita agar mereka  siap untuk memberi dukungan yang bersifat membangun, menghibur dan menolong guna penyelesaian yang berdampak pada ketengangan dan kedamaian di hati. Karena itu carilah dan milikilah “orang dekat” dan jangan mau hidup sendiri, karena untuk itulah kita dipanggil. Ketika kita belum mengenal Tuhan kita selalu mengandalkan kekuatan diri sendiri namun setelah kira mengenal Tuhan kita lebih mengandalkan Tuhan melalui kehadiran saudara seiman yang dapat menolong kita. Sudahkan anda memiliki orang dekat seperti Tuhan Yesus? Tuhan ingin menempatkan disamping anda orang-orang dekat yang siap menolong anda, karena itu berdoalah untuk hal itu.

CARA YANG KEDUA ADALAH, CARILAH TEMPAT YANG TEPAT UNTUK MENGUNGKAPKAN PERSOALAN ANDA
       Perhatihan teks kita baik-baik, dimanakah tempat yang tepat bagi Tuhan Yesus beserta Murid-muridNya? Kapankah waktu yang tepat bagi Tuhan Yesus untuk berbicara dengan mereka? Di sebuah taman yaitu Taman Getsemani. Mengapa di taman Getsemani dan bukan di sebuah Hotel atau sebuah restauran atau cafĂ© sehingga mereka dapat bertukar pikiran sambil menikmati hidangan dengan santai. Tuhan Yesus memilih taman Getsemani dengan beberapa pertimbangan:
1.   Inilah tempat dimana Ia dan Murid-muridNya pernah/sering berdoa.
2.   Inilah tempat yang sunyi di waktu tidak banyak orang mengunjungi taman itu.
3.   Inilah tempat untuk berdoa dengan doa syafaat yang panjang tanpa terganggu oleh apapun juga.
4.   Inilah tempat yang menunjang komunikasi yang lancar dengan Bapa di Sorga.
        Sebagai anak-anak Tuhan, saat kita diperhadapkan dengan berbagai pergumulan dimanakah tempat yang tepat untuk mengungkapkan segala pergumulan kita?  Banyak orang salah menentukan tempat bagi mereka, ada yang memilih tempat-tempat hiburan malam, atau meja-judi, kemabukan, tempat pelacuran, atau tempat-tempat hiburan lainnya, namun ketahuilah bahwa semua tempat itu sekalipun dapat mengalihkan persoalan saudara  namun hanyalah bersifat sementara. Dan setelah kembali kerumah masalah itu akan datang kembali dan menghancurkan hidup anda. Getsamani bagi kita adalah tempat di mana kita bisa berdoa kepada Bapa di Sorga. Anda dapat memilih beberapa tempat berikut ini dan dijadikan Getsemani buat saudara di kala menghadapi pergumulan yang berat:
1.   Gereja sebagai  rumah doa bagimu, anda dapat bergabung dengan saudara- saudara seiman di sebuah Gereja lokal.
2.   Persekutuan-persekutuan Doa, hadirilah acara-acara doa baik yang dilaksanakan oleh gereja sendiri atau oleh gereja lain.
3.   Tempat-tempat retreat/ bukit-bukit Doa di sana anda dapat berdoa dengan tenang.
4.   Carilah ruangan khusus atau taman atau lapangan yang tidak dilalui orang agar anda tidak terganggu.
5.   Carilah tempat yang tepat untuk memulikan stamina rohani anda sekaligus  dapatkan kekuatan rohani untuk menyatakan kesiapan menghadapi setiap masalah.
       Sadarilah bahwa kesibukan dalam tugas dan tanggung jawab sering menjadi kendala bagi kita untuk dapat meluangkan waktu bersama Tuhan untuk memecahkan berbagai masalah yang sedang kita hadapi namun coba belajarlah dari Daniel dalam Alkitab. Daniel adalah sebuah sosok pribadi yang sangat sibuk dengan berbagai tugas dan tanggung jawab khususnya dalam menjalankan roda pemerintahan bangsa yang tidak percaya kepada Allahnya Daniel. Dia Hidup dan berkarya di tengah-tengah orang-orang yang tidak seiman dengan dia. Namun Alkitab mencatat bahwa  Daniel adalah orang yang memiliki kedisiplinan dalam hal berdoa. Dia berdoa tiga kali dalam sehari dengan menggunakan tempat yang tepat yaitu di tempat pekerjaannya. Ada kemungkinan bahwa Daniel selalu berdoa pada pagi hari yaitu pada jam-jam awal sebelum ia bekerja, sebelum ada karyawan  yang datang kemudian ia juga berdoa  pada siang hari saat beristirahat yaitu pada jam makan siang dan pada sore hari setelah bekerja, sebelun ia  pulang ke rumah. Ia berdoa untuk semua bawahan dan atasannya, Ia berdoa untuk setiap persoalan pekerjaan yang sedang di hadapinya. Karena itu ketika ia di buang ke dalam gua singa, ia tidak takut sedikitpun dan mujizat terjadi baginya, dia keluar dari gua singa tanpa cacat sedikitpun. Kemenangan atas setiap persoalan di tentukan oleh seberapa jauh hubungan kita dengan Tuhan sebelumnya dan bukan pada saat masalah itu tiba.

CARA YANG KETIGA ADALAH, MILIKILAH PEMAHAMAN YANG BENAR TENTANG  DOA
       Setelah kita melakukan cara pertama dan kedua dalam menjikapi setiap pergumulan yang berat maka kini kita melangkah lagi dengan cara yang ketiga yaitu kita harus memiliki konsep pemahanan tentang doa yang benar. Pemahaman tentang doa sangatlah penting, mengapa? Agar kita tidak salah berdoa atau tidak mengalami jawaban doa. Cara pertama dan kedua bertujuan agar kita dapat berdoa. Bagaimana cara berdoa yang benar? Belajar dari cara Tuhan Yesus yang di dasari pemahaman yang benar tentang doa maka kitapun dapat melakukannya  dalam menghadapi setiap pergumulan yang berat.
1.     Doa adalah komunikasi dengan Bapa
      Jalinlah hubungan kedekatan dengan Bapa di Sorga. Dalam doa Tuhan Yesus berseru: “Ya abba, ya Bapa”. Sapaan kepada Allah sebagai Bapa, sekalipun Ia adalah Allah yang maha Agung dan maha Mulia dan yang maha Dasyat. Allah ditempatkan seperti hubungan seorang ayah dengan anaknya yaitu hubungan kedekatan yang erat. Sebelum kita mengungkapkan segala beban dan perumulan yang berat, kita harus mengkondisikan hati dan pikiran kita terlebih dahulu dimana kita mengalami kedekatan dengan Bapa kita di Sorga. Bagaimana cara mengkondisikannya? Sembahlah Dia mungkin melalui nyanyian yang mengandung pengharapan dan sanjungan kepada  Allah hingga hati dan pikiran kita menjadi tenang terlebih dahulu. Pastikan bahwa kita layak memanggil Allah sebagai Bapa kita. Dalam pengalaman, kebanyakan anak Tuhan merasa jauh dari Bapa karena ada dosa yang menjadi pemisah. Bahkan ada yang mengalami seperti anak yang terhilang yang merasa jauh dari bapanya. Doa adalah hubungan kedekatan dengan Bapa Surgawi yang berdampak pada kedamaian dan ketenangan.
2.    Doa harus dilandasi iman yang besar
       Tuhan Yesus berseru kepada BapaNya dengan   berkata: “Aku tahu ya Bapa bahwa tidak ada yang mustahil bagiMu”  Suatu pernyataan iman yang besar yaitu percaya bahwa Allah lebih besar dari segala persoalan yang kita hadapi, sikap  ini mengawali pergumulan doa  Tuhan Yesus. Keyakinan iman seseorang akan menentukan kemenangannya atas setiap pergumulan  hidup. Ketika kita masuk dalam doa ciptakanlah dalam pikiran dan hati kita bahwa Allah lebih besar dari segala persoalan dan bukan persoalan yang lebih besar dari Allah. Konsep pemahaman ini akan menolong setiap kita yang mengalami pergumulan  hidup yang berat. Kita harus katakan berkali-kali  kepada diri kita sendiri kata-kata ini: “Allah itu besar; Allah itu Ajaib; Tidak ada yang mustahil bagi Allah kita; Allah itu sanggup menolong saya”.
 3.    Doa bukan pemaksaan kehendak
        Ketika Tuhan Yesus berdoa , Ia tidak memaksakan kehendakNya karena itu Ia berkata: “Ya  Bapa  sekiranya mungkin cawan ini berlalu dari hadapanku tetapi janganlah kehendakku melaindan kehendakMu jadilah”. Kalau Tuhan Yesus  saja tidak memaksakan kehendakNya, mengapa kita harus memaksakan kehendak kita?  Mari kita mau belajar berdoa seperti Tuhan Yesus. Belajarlah berdoa juga seperti Sadrak, Mesak dan Abednego;  ketika mereka hendak dibuang kedalam dapur api oleh Nebukadnesar sebagai akibat  karena mereka tidak mau menyembah patung Nebukadnesar, mereka katakan bahwa sekalipun Allah tidak melepaskan mereka dari dapur perapian namun mereka tetap tidak mau menyembah patung tersebut.
4.    Doa mampu mengalahkan keinginan daging  
       Tuhan Yesus berkata  kepada Murid-muridNya bahwa sebaiknya mereka harus banyak berdoa sebab roh memang penurut tetapi daging lemah. Sebagai anak-anak Tuhan kita masih memiliki manusia daging, yaitu kehidupan jasmaniah kita yang lemah  karena itu latihlah roh kita agar selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu dalam bersekutu dengan Allah. Hidup kita jangan dikuasai oleh kedagingan agar jangan kita binasa. Pergumulan jangan dihadapi dengan kedagingan tetapi dihadapi dengan  berdoa pada Bapa di Sorga..

KESIMPULAN
Apakah bapak, ibu, saudara/I sekalian sedang menghadapi persoalah? Apapun persoalan itu percayalah ada solusinya seperti yang dihadapi oleh TUHAN kita Yesus Kristus. Milikilah orang-orang dekat yang mampu member solusi;tentukanlah tempat yang tepat untuk curahkan isi hatimu pada Bapa di Surga dan milikilah pemahaman yang benar tentang doa
       Apabila kita telah menyikapi setiap pergumulan dengan cara yang  benar seperti Tuhan Yesus maka hasil yang akan kita petik adalah sbb:
1.   Dalam hubungan dengan orang lain : Tuhan Yesus datang pada Murid dan mengatakan  bahwa marilah kita pergi saatnya sudah tiba. Dia menenangkan mereka. Kitapun dapat menyatakan  sikap hati kita didepan orang lain bahwa kita telah siap menghadapi setiap pergumulan.
2.   Dalam hubungan  dengan  diri sendiri: Tuhan Yesus tidak gelisah lagi melainkan dengan sikap tenang karena telah menyerahkan pergumulan itu  kepada BapaNya.
3.   Dalam hubungan dengan Allah: Allah di tempatkan sebagai Allah, Dialah  Bapa, Allah yang mampu menyelesaikan bagi kita segala persoalan kita. Dia harus ditinggikan dan diagungkan serta dimuliakan.
4.   Dalam hubungan dengan persoalan: Pandanglah persoalan itu kecil di mata Allah. Kitalah yang harus menang atas segala persoalan dan bukan  persoalan yang mengalahkan kita.
    Hadapilah setiap persoalan dengan iman yang besar dan kalahkan persoalan dengan kuasa doa dan katakan bahwa segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. AMIN!!!


No comments: